11. Laut, bertaut.

836 99 2
                                    

Up nya agak lama ya bestie :')

Btw ini ceritanya pas 2019, bukan bikinnya pas 2019 :')

Soalnya kalo nambahin covid dll aga susah haha

Kok aku greget dikit ya sama cerita ini, kaya alurnya kecepetan gitu loh

Ada saran?

Back to the story,

– Astara >3

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

"Salah kamu sendiri terlalu mempercayai sesuatu yang tidak nyata, Winter."

Ucap Winter kepada dirinya sendiri, menatap lautan biru di tepi pantai di malam hari, sambil menghitung bintang.

Beberapa menit kemudian, ada bintang yang jatuh. Winter menatap bintang itu dengan seksama lalu mulai menutup tangannya sambil berdoa,

"Aku ingin stop menjadi indigo, tuhan.."

"Amen."

Selesai. Doa Winter selesai.

Winter lalu menatap laut biru yang gelap setelah berdoa saat bintang terjatuh. Winter sendirian di sana, tidak masalah, tidak ada yang bisa melihatnya.

"Laut itu indah, ya?" Celetuk Minji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Laut itu indah, ya?" Celetuk Minji.

"Iya. Laut itu inda- HAH?" Winter terkaget melihat wanita cantik di sampingnya dan Minji tersenyum kepadanya.

"Kenapa?" Ucap Minji lalu tertawa di samping Winter.

"Kamu bisa liat aku? Oh! Kamu pasti indigo kayak aku. Santai! Aku baru koma, belom mati!" Celetuk Winter memastikan bahwa Minji tak salah paham.

"Hm? Kata siapa aku indigo? Aku juga lagi koma bodoh." Ucap Minji lalu menoel kepala Winter.

"Kamu tau aku lagi koma?" Kata Winter.

"Aku bunuh diri di laut ini, namun masih selamat. Ck, malesin deh!" Ucap Minji melanjuti kata katanya.

"Aku koma udah mau dua tahun, bosenin tau. Apalagi ketemu hantu hantu ngeri, walaupun aku hantu juga sih. Kamu sendiri kenapa?" Ucap Minji terakhir.

"Aku.. Aku kecelakaan mobil." Celetuk Winter yang masih menatap lautan kosong.

Minji menatap muka Winter dengan seksama, lalu Winter yang menyadari langsung memasang side eye kepada Minji.

"Kenapa kak?" Ucap Winter.

"Kamu ada dendam apa kok bisa jadi hantu pas koma kaya aku?" Kata Minji sambil meraba Winter memastikan bahwa ia adalah hantu.

Mata Winter mulai berkaca kaca, ternyata ia mempunyai dendam, pantas saja ia menjadi hantu. Lalu Winter mulai menghadap bawah sambil mencoba menghiraukan pertanyaan Minji.

Minji yang baru saja tersadar langsung menggelengkan kepalanya dan menghadap lautan lagi.

"Jangan cepet cepet sadar ya, temenin aku disini."

"Iya, lagian aku nyaman kaya gini, doa orang orang jahat di hidup aku mulai terjabah." Ucap Winter.

Minji tersenyum, dia mempunyai teman se frekuensi.

Tahun 2018, Minji kehilangan ke dua orangtuanya yang membuatnya stress. Ia mempunyai kakak primadona di sekolah yang membuatnya sering di bandingkan dengan kakaknya tersebut.

Karena sering di bandingi sama kakak kandung sendiri hingga di bully dalam keadaan di tinggal oleh orang tua dalam usia dini, Minji mencoba untuk menyerah.

Di laut inilah saksi menit menit terakhir Minji sebelum ia menjatuhkan dirinya di laut yang dalam, namun di temukan oleh nelayan secara cepat.

Kepala Minji terbentur batu, menyebabkan geger otak yang membuat Minji koma, dan ia mau tidak mau harus menjadi hantu karena dendam, Minji benci mengingat hal ini.

"Lo sayang ga sih sama kakak lo sendiri? Wkwkwk." Ucap Minji yang menaruh kepalanya di bahu Winter yang hangat, walaupun ia hantu.

"Ga, dan ga akan setelah kejadian hari ini." Ucap Winter.

"Fix kita temenan bre."


🪐🪐🪐


"Puas?" Ucap Karina sambil memegang banyak kertas di tangannya.

"Itu kemauan lo sendiri." Ucap Giselle tersenyum kepada Karina, senyumnya terlihat licik dan aneh, khas orang jahat.

"Setelah ini, jangan ganggu Winter gue. Hidup dia udah cukup melelahkan." Ucap Karina membanting semua kertas itu ke lantai.

"Halah, gue hasut lo dikit, lo juga udah berani ngelakuin hal yang lebih dari kejadian ini? HAHAHA!" Giselle tertawa dengan lantang membuat Karina menatap Giselle, lalu matanya memerah dan mendekat ke Giselle, hidung mereka bersentuhan.

"Jangan. Ganggu. Winter. Gue. Lagi."
Ucap Karina lalu menampar Giselle dengan salah satu kertas yang ada di tangannya.

"Siapa lo bisa bikin gue nurut?" Ucap Giselle lalu memberikan satu kertas ke Karina, lalu Karina membacanya dengan mata merah yang masih menyala.

"BANGSAT?" Ucap Karina yang baru membaca sedikit paragraf kertas tersebut, namun tangannya sudah terlihat ingin merobek kertas tersebut.

"Haha."

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


______________________________________

Besok sekaligus up 2 chapter ya guys, aku ngantuk banget~

Kalian ngerasa Minji itu kakaknya siapa guys?

Request fc kakaknya Minji dong, hehe.

Selamat malam guys, happy Saturday,

- Astara >3

❤❤❤

Chill Kill - WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang