20. Chill Kill

849 114 3
                                    

HAII SEMUAAA
This is Astara ⭐

Aku hp nya rusak jadi di benerin dulu, sekarang udah aga baikan, karena itu aku telat up :(

Sorry guys, :(

Aku bakal bikin part nya lebih panjang deh, dan welcome to 7 Chapter terakhir of Chill Kill!

Thanks #1 on Winter & Indigo, love you the most

Vote agar lebih cepat up, kalo suka Winrina jangan lupa vote

And jangan lupa follow for more Winrina stories, jangan baca doang tapi Vote and Follow dong :(

Back to the storry,

– Astara >3

______________________________________

Ruangan kosong tanpa suara membuat keheningan masuk kedalam telinga Winter. Ruangan kosong tanpa lantai yang artinya ber alaskan tanah dan bebatuan membuat Winter menggerakan kakinya yang terbalur tanpa alas.

Dingin mulai mengenai jari jemari kecil milik Winter membuat Winter mulai menggenggam tangan miliknya sendiri, perlahan ia mulai menyadari bahwa dirinya telanjang.

Ia mulai bangkit dari duduknya, tulangnya kaku membuat ruangan hening itu kembali bersuara karena bunyi yang berasal dari tulang tulang rapuh milik Winter tersebut.

Winter memegang dinding ruangan kosong tersebut yang terbuat oleh bebatuan besar yang sedikit kasar dan tajam membuat beberapa bekas berwarna merah mengenai kulit salju milik Winter.

Winter mulai membuka matanya secara perlahan, sebuah kelopak mata indah berwarna coklat dengan pupil kecil berwarna hitam yang bersinar di kesunyian ruangan. Mulutnya terbuka secara kaku.

Winter mulai menjelajahi seluruh ruangan dengan rasa takut, ia tidak tau tempat ini? Tempat apa ini? Selamatkan Winter.

"Di mana ini.." Lirih Winter sambil melihat ke seluruh ruangan. Ruangan ini terlihat tua, seperti ruangan pada jaman belanda, ia tau bahwa ini ruangan yang sangat tua.

"Aku bisa melihat?" Winter menyentuh dirinya sendiri dengan jari jemari yang dingin membuat ia bergetar karena kedinginan, matanya mulai berkaca kaca di susul oleh takut.

Ia melihat tangannya sendiri, perlahan, tangannya mulai memerah seolah terluka, ia menggosok matanya lalu terkaget karena matanya seperti di lumuri oleh darah. Ia melihat tangannya yang sudah meledak.

Daging dari jari jemari tangan Winter jatuh ke tanah lalu tangannya mulai membusuk dengan cepat, Winter berteriak dengan kencang karena ketakutan, ia jatuh ke tanah dan mulai menangis di tanah tersebut.

Suasana berubah menjadi tak terkendali, langit di atas ruangan yang tinggi itu mulai gelap dan turun hujan serta berkabut, hingga samar samar Winter mulai melihat dari kejauhan,

Chill Kill - WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang