⚠️ Horror, Sadis, Blood & Angst
- 𝐊𝐀𝐑𝐈𝐍𝐀 𝐀𝐄 as Karina
- 𝐖𝐈𝐍𝐓𝐄𝐑 𝐀𝐄 as Winter.
____
"2002, Tahun dimana kau lahir, dan tahun dimana aku mati,"
"Bukan bukti yang kuat kenapa aku bisa liat kamu."
"Udah tau?"
...
Matikan ayahmu, atau ma...
There's nothing to tell except sorry for late updates i was so buzy :(
And the fact that my grandma just died this morning sorry
Baca nya pelan pelan, part nya panjang, itu ajasi langsung back ya,
Anyway 2100+ words, vote ya jangan read aja, follow boleh :))
Update on 100+ vote (senyum jahat)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
______________________________________
Winter menatap kedua mata manusia dengan keadaan hancur tersebut dengan seksama sambil sesekali menyentuh wajah mulus sang manusia tersebut.
Matanya sembab dan tangannya penuh dengan perban. Matanya menjatuhkan bulir bulir air mata sembari tangannya semakin bergerak ke atas dan ke bawah hingga ia sampai ke bagian final.
Sesuatu yang di panggil selang oksigen, itu dia.
"Harusnya aku bisa menyentuh ini," Ucap Winter berbicara kepada tubuh yang diam di karenakan koma tersebut.
Jari kemari kecil miliknya semakin menyentuh selang tersebut dengan cepat hingga ia bisa merasakan dinginnya alat tersebut. Jari nya mulai memberikan suatu reaksi dan mata nya membulat sambil ia menatap selang tersebut dengan senyum yang perlahan mulai ter urai di wajah kecil miliknya.
"Cabut itu dan misi selesai.." Ucap nya kepada dirinya sendiri. Ia tertawa lalu ia mendengar suatu papan yang terjatuh nyaring karena ruangan tersebut kosong tanpa ada seseorang yang pun yang ada di ruangan tersebut.
Kim Winter- 17- coma 17/3/24
Winter segera mengambil papan tersebut lalu memasangnya kembali ke kasur tebal milik tubuhnya sendiri dengan tawa yang khas. Hidup ini mudah, ia sudah mengetahui di kedua hidup miliknya dia sudah di benci dengan semua mahluk yang ada bahkan sebelum ia merasakan kehidupan kedua yang ia rasakan itu sendiri.
Ia kembali menatap selang tersebut lalu menyentuhnya kembali. Hawanya masih dingin dan rumah sakit ini terasa sepi sembari perlahan ia merasakan beberapa air menetes dari maya kecil miliknya jatuh ke tangan tangan kecil miliknya yang sedang menyentuh oksigen miliknya.
Aku butuh jawaban, apakah aku harus mencabut ini dan membiarkan diriku sendiri mati sia sia di kegelapan dunia ini atau tetap bertarung dan melanjutkan hidup seperti bajingan?batin dirinya kepada dirinya sendiri.
"Andaikan orang orang tau kalau hidup gua udah se bangsat ini, masih ada ga sih yang jahat ke gue?"
Winter menolehkan kepalanya sebelum ia merasakan ada seseorang di dekatnya,
"Jangan mati sebelum ada yang menjemput-"
"Orang yang sudah nyakitin gue ga ada hak sama sekali buat berbicara sama gue, ga peduli siapapun orang itu, ga peduli kalau itupun anda. Permisi, saya mau lewat."
