BAB 3: Family Man

551 69 33
                                    

"Bukan hanya pasangan setara, namun carilah pasangan yang bisa membuat dirimu nyaman dalam segala hal kepadanya."

***

PAGI menjelang siang kali ini tampaknya akan diingat oleh laki-laki berkemeja abu-abu yang tengah duduk sembari mengerjakan beberapa perkejaannya yang hampir usai untuk hari itu.

Radith mengaku cukup terheran-heran melihat kejadian langka di hadapannya saat ini. Ia sengaja memanggil Malik dan Clara untuk membantu beberapa pekerjaannya yang menurutnya tidak begitu sulit. Lagi pula dikerjakan berdua tampaknya akan terasa lebih ringan.

Mata tajam milik Radith sesekali curi-curi pandang melihat interaksi dua manusia di hadapannya. Radith bahkan tidak memercayai apa yang dilihatnya. Malik dan Clara tampak akur tanpa ada yang memulai pertengkaran saat ini.

"Lo perhatiin berkas yang ini. Udah aman belum menurut lo?" tanya Clara.

Malik mengambil berkas yang disodorkan Clara lalu mengecek isinya. "Udah aman."

"Muka lo dari samping kayak basreng, Mal," ucap Clara tiba-tiba yang membuat Malik membelalakkan matanya.

Sederhana, tapi bisa membuat Malik naik pitam.

Radith yang mendengar ucapan gadis itu pun bahkan sudah geleng-geleng kepala saat ini. Setelah dipikir-pikir, apa yang dia harapkan dari dua manusia aneh di depannya itu?

Akur? Bahkan tampaknya haram sekali bagi Malik dan Clara untuk akur.

"Muka lo dari kanan, kiri, atas, bawah, depan, ujung pipet, sampai dari ufuk timur pun mirip rengginang! Sadar diri lo!" sungut Malik.

"Lah kok ngamuk sih? Sawan lo?" tanya Clara dengan tampang tidak berdosanya.

Malik menatap tajam gadis di sampingnya itu. "Lo gue tikam pake garpu taman mau?"

"Gak usah gitu muka lo. Jelek kayak kuaci," ejek Clara.

"Gue tusuk lo pakai kentang, ya, Nyet!" sungut Malik.

"Mata lo noh gue jejelin lobak!" balas Clara tak mau kalah.

Radith menghela nafasnya pelan. Ia memerhatikan dua manusia yang tidak ada henti-hentinya melemparkan cacian untuk satu sama lain tersebut.

Sudut bibir cowok itu tertarik sedikit ke atas. Pertengkaran Malik dan Clara membuat ingatannya kembali pada masa-masa sekolahnya.

Deheman cukup keras terdengar dari Radith membuat Clara dan Malik segera mengakhiri sesi perkelahian mereka.

"Mampus lo, marah kan si bos," bisik Clara.

"Lo yang mulai!" bisik Malik ngegas.

"Gak usah nyolot dong bajing!" balas Clara penuh emosi tanpa berbisik lagi.

"Gue gak nyolot! Lo nya aja yang baperan!"

Clara meninju tangan cowok di sebelahnya itu lalu menjambak kuat rambut Malik. "Berisik! Muka lo kayak pantat kudanil!"

"Tangan lo diem! Rambut gue rontok gila!" Malik berusaha melepaskan tangan gadis di sampingnya itu.

"Mampus lo bajing!" ucap Clara sembari tertawa puas.

Niskala Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang