MENGUMPATI kebodohan temannya sudah menjadi keseharian seorang Radithya Genandra. Bahkan tampaknya, orang-orang di sekitarnya termasuk karyawannya pun rasanya ingin ia maki jika kadar kebodohan mereka sudah melewati batas.
"Ya, kan bener lo abis kecelakaan. Makanya gue kabarin noh ayang bebeb lo," ucap Gavin santai.
"Bodoh," ucap Radith datar.
"Letak salah gue dimana sih? Heran deh," ucap Gavin dramatis.
Saggaf memutar bola matanya malas mendengar penuturan temannya itu. "Lo nafas aja salah, Vin," balasnya.
"Halah kentut! Sok-sokan amat lo ngomong gitu. Gue tinggal ngurus perusahaan aja di luar kota bentar udah lo spam call," balas Gavin.
"Jangkrik! Gue nelpon lo karena duit gue belom lo ganti bego! Makanya gue spam call. Mau lo ke ujung dunia pun gue cariin asal duit gue balik," ucap Saggaf tak terima.
Gavin menatap penuh curiga pada Saggaf. "Lo jatuh miskin ya?"
Saggaf mengacungkan jari tengahnya pada cowok itu. "Tolol! Males ah gue ngadepin orang otak seperempat gini. Kata gue sih tonjok aja nih orang besok, Dith. Pasti cewek lo cosplay Max Verstappen sekarang di jalan," ucapnya.
"Gue sih pilih Carloz Sainz," ucap Gavin santai.
"Diem deh babi! Gue jorokin juga lo ke Danau Toba!" sewot Saggaf yang kesabarannya tampaknya sudah habis total.
Radith melirik kedua orang yang tengah bertengkar itu. Sebenarnya, ia cukup bersyukur kedua manusia itu menyempatkan diri untuk menyusul dirinya di IGD rumah sakit saat ini.
Tapi, namanya manusia ya tidak pernah ada kata puas. Radith rasa lebih baik Ravino yang menyusul dirinya ke tempat itu sekarang. Baru saja kecelakaan lalu dihadapkan oleh kedua manusia aneh itu sama saja seperti pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga pula.
"Kalau cewek gue marah, lo yang gue tumbalin ya, Gavin," ucap Radith.
"Masih zaman kah pakai tumbal, Ketua? Cek khodam sama cek golongan darah aja sekarang bisa lewat live tiktok," balas Gavin santai.
"Otak lo kayaknya kalau di congkel isinya serpihan batu busuk deh, Vin," sahut Saggaf.
"Diem deh, Gaf. Muka lo kayak tempe mendoan aja songong amat," ucap Gavin.
"Gue gak ada ngehina muka lo ya bandar togel! Enak aja lo ngatain muka gue kayak tempe! Muka lo noh kayak basreng," sungut Saggaf.
"Ikan sepat, ikan tongkol—"
"Pilih diem atau gue tonjok lo berdua?" tanya Radith memotong pantun tak bermutu milik Gavin yang bahkan sudah muak ia dengar.
"Gak ada opsi lain, Dith?" tawar Gavin.
"Banyak mau," cibir Radith.
Kecelakaan yang di alami Radith bukanlah tergolong kecelakaan yang parah sebab dirinya hanya terluka di bagian kening akibat benturan dengan stir mobilnya. Singkat cerita, ia merupakan korban dari mobil depannya yang oleng sehingga ia harus membanting stir.
Seorang gadis tampak berlari terburu-buru menuju tempat Radith dengan wajah seriusnya. Ia melongo melihat Radith yang terlihat tidak terlalu parah walaupun terdapat satu perban menempel di kepalanya. Matanya mulai menatap sinis pada Gavin yang berdiri di sebelah ranjang IGD tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala Renjana
Teen FictionMereka berhasil menjalani hidup dengan baik, mereka berhasil merubah diri menjadi lebih baik, mereka berhasil berkembang menjadi sosok yang lebih bermanfaat, mereka berhasil melalui banyak hal, mereka berhasil menikmati setiap suka dan duka. Radith...