BUKAN tergolong morning person yang bisa bangun dengan cepat di pagi hari dan menjadi manusia produktif, siapa sangka Bima harus menghadapi tingkah Gavin yang mengganggu tidur nyenyaknya.
"Apasih tolol?! Gue baru tidur!" sungut Bima sembari membuka pintu apart-nya.
Gavin hanya menampilkan rentetan giginya dengan senyum lebarnya. "Udah pagi bego. Abis ngapain sih lo? Mabok?"
"Wah gila! Dateng-dateng nuduh aja lo onta! Gue gini-gini inget agama, Bro. Jangan sepele gitu sama tampang gue yang kayak cowok-cowok tampan redflag ini," jawab Bima penuh dengan kenarsisan.
"Lo bisa stop narsis gak? Dari zaman sekolah sampai sekarang gak ada berubahnya. Bocah sinting," cibir Gavin.
"Gak bisa, Tai. Gue semalem abis nonton live yang mencocokkan nama jadi jodoh atau gak jodoh itu," ucap Bima.
Gavin memutar bola matanya malas. "Hidup jadi pengangguran lo segabut itu ya, Bim? Nama siapa coba yang lo kasih? Punya gebetan aja kagak."
"Eits! Lo jangan sepele. Gue ngetes sama Kylie Jenner doang sih," jawab Bima santai.
"Goblok! Halu lo setinggi plafon rumah Anang!"
Bima berdecak kesal. "Lo gak liat bapaknya Strondos mirip gue? Mana tau emang selera mbak Kylie kayak gue. We never know, Bro!"
"Stormi, Dongo! Strondos, strondos pala lo lonjong" sungut Gavin.
"Salah dikit aja gue dihina-hina gini. Untung gue baik," jawab Bima. "Buruan tolol! Lo mau ngapain sih bangunin gue pagi-pagi gini?!" tanyanya emosi.
"Gak ada sih. Gue cuman mampir doang sekalian nyampein pesan dari Radith. Entar lunch bareng katanya," jawab Gavin santai.
"What the fuck?! Lo—"
"Bye! Gue mau balik ke kantor!" ucap Gavin sembari berlari meninggalkan Bima yang baru saja ingin mengeluarkan sumpah serapahnya di hadapan cowok itu.
"Brengsek! Gue tendang biji mata lo nanti ya, Andrea!" teriak Bima tanpa memerdulikan tetangganya yang kemungkinan besar akan memakinya karena suaranya yang sangat besar.
***
"Mau ngapain?!"
Seperti biasa, faktanya orang-orang yang menjalani hubungan kasmaran dalam durasi waktu yang panjang tampaknya sudah tidak lagi malu-malu dengan satu sama lain.
"Bisa gak usah ngegas?"
"Apa?!"
Radith hanya menyentuh kepalanya pelan. Ternyata mau sedewasa apapun perempuan di hadapannya, sisi reog gadis itu tidak akan musnah. Dirinya pikir menjadi dokter sudah membuat gadis itu sedikit waras, namun nyatanya itu akan selalu menjadi angan-angannya saja.
"Gue cuman mau ngambil jeruk, Syil," ucap Radith pasrah.
"Jangan sentuh cookies aku! Geplak ya nih?!" sungut Arsyilla dari ambang pintu kamarnya.
"Yang mau ngambil siapa sih?" tanya Radith heran.
Arsyilla tertawa sinis. "Jangan ngeles gitu lah anak muda. Modusmu itu udah mudah kebaca banget sama aku," balasnya.
"Lo makan apa semalam?"
Kening Arsyilla berkerut mendengarnya. "Kenapa? Mau minta makanan yang aku makan semalam? Sorry aje nih, beli sendiri! Kekayaan keluarga Genandra mah tujuh turunan atau sepuluh turunan! Gak mungkin gak bisa beli—"
"Gue nanya karena keliatan makin gak waras, Syill," potong Radith cepat.
Arsyilla mengibaskan rambutnya. "Ini tuh pesona cewek sinting. Lo aja terpikat sama gue," jawabnya.
"La-lo-la-lo udah kayak sohib aja lo sama gue. Tuh bibir gue cubit ya!" sungut Radith.
"Sensi amat, Mas. Hamil ya?" tanya Arsyilla.
Radith berjalan mendekati gadis itu lalu mengambil salah satu bantal sofa milik Arsyilla. "Mulut lo gue sumpel pakai bantal ya?"
Arsyilla langsung saja berlari menjauhi cowok itu. Ya, hari ini dia akan menjadi pengangguran sebab jadwalnya kosong. Kapan lagi ia merasakan nikmat menjadi manusia tanpa pekerjaan dalam sehari seperti ini.
"Sorry ya, gue gak level di sumpel-sumpel pakai bantal gitu. Enakan juga di sumpel pakai duit," balasnya sambil terkekeh.
"Mata duitan! Matre juga lo," cibir Radith sembari mengejar gadis itu.
"Bro?! Hidup itu realistis, kalau nikah sama orang gak berduit entar anak gue dikasih apa?! Teh pucuk?" tanya Arsyilla yang masih berusaha menghindari Radith.
"Kasih aja air beras," jawab Radith santai.
"Aku gak nyangka kamu setolol ini, Dith," ucap Arsyilla penuh drama. "Aku gak mau deh nikah sama kamu kalau tolol gini. Apa aku nikahin aja ya Max Verstappen? Carlos Sainz? Lando? Susah banget bagi aku memilih. Hidup dikelilingi pria tampan dan mapan memang susah," lanjutnya.
"Gue demen sama lo aja harusnya lo udah bersyukur. Mimpi jangan setinggi omongan Kak Gem lah, Syill," jawab Radith.
"Radith? Kamu gak percaya aku bisa mendapatkan hati si Max?! It's easy bro easy!" pekiknya heboh dengan nada penuh drama.
"Please, pick me lo jangan kumat gini lah," ucap Radith sembari berusaha menggapai lengan gadis itu.
Arsyilla menarik lengannya lalu tertawa pelan. "Tidak semudah itu wahai lelaki berhidung tajam! Coba aja kamu nangkap aku!"
"Kalau gue bisa?" tanya Radith menantang.
"Waduh optimis amat icibos!" ejek Arsyilla.
"Kaleng sarden! Jangan bikin gue emosi ya, Syill!"
Radith berlari mengejar gadis itu. Arsyilla yang tak siap dengan pergerakan Radith pun tersandung karpet bulu miliknya membuatnya terjatuh kebelakang. Namun, dengan cepat Radith melindungi kepala Arsyilla itu dengan tangannya membuat keduanya jatuh dengan posisi Radith di atas gadis itu.
"Ketangkep kan lo!" ucap Radith penuh kemenangan.
"Heh belut! Jangan tiba-tiba—"
"Woi gila lo berdua ngapain?!" pekik Gavin dan Keysa bersamaan di ambang pintu apart Arsyilla dengan wajah kaget.
Radith segera bangkit dari posisinya lalu menatap datar kedua manusia yang masuk tanpa mengucapkan salam itu. "Minimal ucap salam," sindirnya.
"Minimal nikah lah, Dith," balas Gavin.
"Otak lo cuci di mesin cuci sono!"
Gavin yang mendengar ucapan Radith pun tertawa puas. Seharian ini hidupnya memang penuh komedi.
***
TBC
Jangan pernah percaya Radith dan Arsyilla itu akur dalam waktu yang lama ya! Hoax dunia itu mah😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala Renjana
Teen FictionMereka berhasil menjalani hidup dengan baik, mereka berhasil merubah diri menjadi lebih baik, mereka berhasil berkembang menjadi sosok yang lebih bermanfaat, mereka berhasil melalui banyak hal, mereka berhasil menikmati setiap suka dan duka. Radith...