BAB 11: Sesuatu yang Ditutupi

516 68 66
                                    

JEMARI lentik seorang perempuan masih mengetuk-ngetuk meja di depannya. Ia melahap sarapannya dengan mood yang berantakan hingga membuat sarapannya tersebut tidak terlihat menarik lagi.

Pikiran Arsyilla masih stuck pada saat Radith tidak jadi mengatakan mengenai fakta yang ingin diungkapkannya. Entah fakta seperti apa hingga laki-laki itu malah mengalihkan pembicaraan mereka.

Arsyilla tidak bodoh, dia begitu sadar ada yang ditutupi oleh pria tersebut sebab bukan setahun dua tahun dirinya mengenal Radith.

"Apaan sih tuh lakik? Sok-sokan nutupin segala. Dipikir gue gak bisa nyari tau sendiri apa," gerutu Arsyilla.

Dering ponsel miliknya mengalihkan perhatian Arsyilla. Ia buru-buru mengangkat panggilan untuknya tersebut.

"Woi goblok! Gue ada info penting!"

Arsyilla memutar bola matanya malas. Seorang Aldebara tampaknya memang tidak punya adab ketika menelponnya di pagi hari.

"Apaan? Kalau info sampah gue bakar mobil baru lo," ancam Arsyilla.

Terdengar decakan pelan dari seberang panggilan tersebut. "Gue ngeliat Radith sama anak Dark Shadows yang lain kumpul di markas, tapi ada adegan tonjok-tonjokan."

"Hah? Siapa yang nonjok sama siapa yang di tonjok?"

"Radith nonjok Saggaf habis-habisan tadi. Curiga gue si Saggaf patah tulang sekarang."

"Kok bisa?" tanya Arsyilla lagi.

"Ya mana gue tau bego! Makanya gue bilang ke lo biar dicari tau!"

Arsyilla mendengus pelan. "Yaudah iya, thanks infonya."

Gadis itu segera menutup panggilan tersebut dengan pikiran yang dipenuhi oleh kecurigaan. Arsyilla tersenyum miring.

"Kamu salah orang buat dibohongi, Radithya Genandra," kekeh Arsyilla pelan.

***

Seorang laki-laki dengan badan tegap tengah menatap nyalang kepada beberapa orang di hadapannya. Tidak ada raut wajah ramah yang ditampilkannya sejak tadi.

"Lo semua paham?"

"Paham."

"Lain kali hati-hati! Jalanan bukan punya lo! Sebelum bertindak tuh dipikir dulu konsekuensinya nanti gimana," cercanya.

"Masalah ini jangan sampai bocor ke siapapun," tegas laki-laki bertubuh tegap tersebut.

"Bahkan orang terdekat kalian sekalipun. Termasuk gue," sambungnya.

***

Menghembuskan nafas pelan, Arsyilla berusaha mengendalikan dirinya untuk tetap terlihat tenang di hadapan Radith. Gadis itu membuka pintu mobil Radith sembari tersenyum memandang cowok itu.

Arsyilla mendudukkan tubuhnya di kursi dengan tenang. Ia memandang Radith sekilas yang terlihat tengah memendam sesuatu.

Radith itu memang pandai menyembunyikan sesuatu dari orang lain. Namun, Arsyilla bukanlah orang lain yang tentunya akan paham bagaimana laki-laki itu.

"Kalau ada apa-apa itu jangan dipendam, ya. Gak baik untuk pikiran kamu," ucap Arsyilla to the point. Ia dan Radith memang bukanlah manusia yang gemar berbasa-basi.

Radith mengangguk. "Gue gak ada mendam apapun," balasnya.

"Aku puter lagu, ya? Biar gak sepi banget," ucap Arsyilla.

Radith lagi-lagi mengangguk. "Puter aja. Kayak sama siapa aja lo izin dulu," ucapnya.

"Kamu juga kayak sama siapa nutupin sesuatu gitu," sindir Arsyilla yang terkekeh pelan. Ia menangkap ekspresi Radith yang menegang membuatnya menghela nafas pelan. "Aku bercanda doang. Kamu gak usah tegang banget gitu lah," kekehnya.

Arsyilla memandang jalanan di hadapannya. Ia tersenyum tipis ingin memberikan pertanyaan pada laki-laki di sebelahnya saat ini.

"Kamu pernah mikir gak kalau seandainya kita berakhir jadi orang asing?" tanya Arsyilla.

"Enggak," jawab Radith cepat. "Gue gak mau mikir hal-hal buruk kayak gitu. Takutnya kewujud bahaya," lanjutnya.

"Tiap orang punya masanya, Dith. Setiap masa juga ada orangnya. People come and go itu emang beneran ada," balas Arsyilla.

Radith memandang penuh kecurigaan pada gadis di sebelahnya itu. "Kenapa bahas soal ini?" tanyanya tegas.

"Jangan coba-coba bohong, ya, Dith. Kita udah sama-sama dewasa. Sekali kamu bohong, aku bakalan selesaikan semua hal yang udah kita lalui sejauh ini," jawab Arsyilla santai.

"Gue gak bohong," elak Radith.

Arsyilla menghela nafas pelan. "Sama kayak kamu yang hafal kebiasaan aku, aku juga gitu. Kita sama-sama udah paham satu sama lain gimana. Jadi, kalau salah satu dari kita ada yang bohong pasti kentara banget," kekehnya.

Radith meremas stirnya kuat. Bahkan ia tidak tau ingin mengatakan apa lagi. "Gue boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa?" tanya Arsyilla balik.

"Jangan pernah berpikiran ninggalin gue, ya? Apapun keadaannya. Gue mau egois, walaupun di masa depan gue bakalan terkesan jahat sama lo, please jangan tinggalin gue," jawab Radith.

Arsyilla menggeleng pelan. "Aku gak bisa. Secinta apapun aku sama kamu, aku lebih cinta sama diriku sendiri. Kamu perlakuin aku dengan buruk, aku bisa tinggalin kamu detik itu juga," balasnya.

Gadis itu tersenyum simpul sembari menepuk pelan bahu Radith. "Walaupun alasanmu logis untuk ngelakuin itu, tapi tindakanmu gak bisa dibenarkan karena kamu gak mencoba komunikasiin sama aku," lanjut Arsyilla.

"Kita udah lama bareng, Dith. Jangan sampai berakhir dengan cara yang buruk, ya? Seandainya berakhir pun, tolong dengan cara baik-baik."

"Karena mencintai seseorang, gak mengharuskan kita memiliki orang itu. Banyak cara mencintai orang lain. Salah satunya mengikhlaskan dan merelakan," lanjut Arsyilla.

***

TBC

sorry ye di gantungin lagi AWOWKWOWK

Niskala Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang