100 vote + 500 komen untuk chapter selanjutnya
Hargai karya penulis yaPESAN yang dikirimkan oleh temannya tersebut berhasil membuat cowok jangkung yang masih setia mengelus kepala gadis yang kini menyandar di bahunya itu perlahan mencoba mengangkat kepala Arsyilla dengan hati-hati.
Radith kemudian dengan cepat mengangkat tubuh gadis itu dengan bridal style membuat Arsyilla terbangun walaupun nyawanya belum terkumpul sempurna. Lenguhan yang keluar dari mulut gadis di gendongannya itu membuatnya berbisik pelan, "udah lanjut tidur aja," ucapnya.
Bagai sihir, Arsyilla yang sebelumnya berusaha menyadarkan dirinya itu kemudian terlelap kembali di gendongan Radith membuat cowok tersebut terkekeh pelan. Seorang Rembulan Arsyilla bisa diam hanya ketika mengantuk dan juga ketika datang bulan. Hanya waktu-waktu tertentu yang dapat membuat gadis itu kalem.
Dengan hati-hati Radith menempatkan Arsyilla di kasur kamar yang ditiduri gadis itu. Ia tersenyum tipis ketika melihat Arsyilla yang terlihat sudah dalam posisi nyaman saat ini. Jemari Radith bergerak mengelus kepala Arsyilla kembali sebelum pergi menghampiri sepupunya saat ini.
Ketika cowok pecinta warna hitam itu berbalik badan, ia merasakan cekalan di tangannya membuatnya menolehkan kepalanya. Ia mengernyit bingung memandang Arsyilla yang kini tengah memandangnya dengan setengah sadar.
"Kenapa?" tanya Radith.
"Mau kemana?" tanya Arsyilla balik dengan suara parau.
"Keluar sebentar," jawab Radith. Ia beralih melepaskan cekalan Arsyilla dari tangannya dengan lembut dan berjongkok untuk mengelus kepala gadis itu, "udah lanjut tidur aja lagi," ucapnya.
Hanya mampu menganggukkan kepalanya sebab rasa kantuk yang menyerangnya begitu kuat membuat Arsyilla kembali ingin tidur saat ini. Ia memandang Radith sesaat lalu mengatakan,"hati-hati di jalan. Jangan ngebut," tuturnya.
Radith tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Ia beralih menarik selimut hingga menutupi tubuh Arsyilla agar gadis itu tidak kedinginan.
"Mimpi indah, Rembulan," ucap Radith pelan saat menyadari Arsyilla sudah kembali ke alam mimpinya saat ini.
Kaki jenjang milik cowok itu bergerak melangkah keluar dari kamar Arsyilla. Ia sempat mengirimkan beberapa balasan pesan kepada Saggaf dan menyuruh cowok itu mengirimkannya lokasi keberadaan mereka sekarang. Entah apa yang terjadi pada sepupunya yang kerap disebut sebagai duplikatnya itu, tetapi Radith memiliki firasat akan suatu hal.
Ketika berjalan menuruni anak tangga, pandangan mata Radith bertemu dengan Abizar yang kini tengah melemparkan tatapan aneh padanya. Ayahnya berdiri sembari menghadapnya dengan posisi tangan dilipat didada.
"Awas, ya, kalau nggak kamu nikahin Arsyilla. Papa comlangin aja dia nanti sama anak kolega papa yang lebih gentleman dibanding kamu. Pacaran aja lama masa anak orang nggak dinikahin," sindir Abizar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala Renjana
Teen FictionMereka berhasil menjalani hidup dengan baik, mereka berhasil merubah diri menjadi lebih baik, mereka berhasil berkembang menjadi sosok yang lebih bermanfaat, mereka berhasil melalui banyak hal, mereka berhasil menikmati setiap suka dan duka. Radith...