"Saling memahami tanpa mampu melengkapi satu sama lain sama saja sia-sia. Jadilah pelengkap untuk satu sama lain."
***
GENAP enam hari perempuan yang kini terbaring dengan sebuah pereda panas di keningnya tidak bekerja. Siapa sangka dirinya akan terbaring selama berhari-hari di rumah megah tersebut padahal awalnya terlihat tidak parah.
Ketukan pelan terdengar dari pintu kamar tersebut membuat Arsyilla mengerjapkan matanya beberapa kali. Tubuhnya masih terasa sangat lemas.
"Gue izin masuk, ya."
Radith terlihat masuk ke dalam kamar gadis tersebut. Cowok itu benar-benar membawa Arsyilla ke rumahnya untuk dirawat dengan sepenuh hati olehnya dan keluarganya. Hanya saja semalam kedua orang tuanya dan adiknya harus pergi keluar kota sebab ayahnya harus memantau perusahaan mereka.
"Gimana? Ngerasa enakan, Rembulan?" tanya Radith sembari merapikan rambut Arsyilla yang menutupi wajah gadis itu.
"Masih belum. Kenapa jadi lemes banget sih?" tanya Arsyilla kesal sendiri.
Radith terkekeh pelan. "Itu tandanya tubuh lo butuh istirahat beberapa hari ini. Jangan kesel gitu, mungkin lo sehari-hari bersemangat ngelakuin apapun, tapi tubuh lo juga butuh istirahat lebih dan di perhatiin," nasihatnya.
"Kenapa kamu yang kayak dokternya?" tanya Arsyilla heran.
"Gue kan udah bilang kemarin. Lo bisa jadi dokter untuk orang lain, sedangkan gue bisa jadi dokter khusus untuk lo," jawab Radith santai.
Arsyilla memerhatikan penampilan Radith yang terlihat santai, namun entah kenapa seakan-akan ia bisa mencium aroma kekayaan dari cowok itu.
Style Radith itu memang sesimpel itu. Hanya kaos hitam Polo Ralph Lauren dengan celana pendek putih memperlihatkan kaki jenjangnya.
"Terpesona?" tanya Radith.
Arsyilla sontak memukul bahu cowok itu dengan guling di sampingnya. "Gak usah nyebelin gitu! Cewekmu lagi sakit loh ini?!" sewotnya.
"Cewek kalau sakit emang lebih sensian, ya," kekeh Radith. Cowok itu duduk di pinggir ranjang Arsyilla lalu mengambil nampan berisikan bubur yang dirinya buat tadi.
"Duduk dulu. Sarapan penting, jangan sampai ngelewatin sarapan," suruh Radith.
Arsyilla mengangguk seperti anak kecil membuat Radith menjadi gemas sendiri. "Suapin, ya," pintanya dengan mata berbinar.
"Iyaa, Rembulan," ucap Radith lembut.
"Buburnya jangan banyak-banyak di sendoknya, ya," tutur Arsyilla.
"Iyaa, Rembulan," balas Radith.
"Aku ngunyahnya agak lambat. Mau meresapi rasa buburnya. Gapapa?" tanya Arsyilla.
Radith mengangguk. "Gapapa, Rembulan," jawabnya lembut.
"Kamu—"
"Makan dulu, ya? Emang masih ada tenaga untuk ngomelin gue yang gak ke kantor lagi?" ucap Radith sembari tersenyum hangat.
"Kok tau aku mau ngomel tentang itu?" tanya Arsyilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala Renjana
Genç KurguMereka berhasil menjalani hidup dengan baik, mereka berhasil merubah diri menjadi lebih baik, mereka berhasil berkembang menjadi sosok yang lebih bermanfaat, mereka berhasil melalui banyak hal, mereka berhasil menikmati setiap suka dan duka. Radith...