Ini Bukan translate ya!!
Ini Asli karya Saya.
"Who is Called A Bird!?"
Menceritakan perjalanan seorang Remaja Bernama Jeoran Daimont.
Dia ini punya kekuatan Sayap dewa. Tapi sering di salah artikan seperti burung itu sebabnya judul nya 'Siapa yang...
☆ Tinggalkan jejak saat membaca, Dicomment dan Votenya juga ☆
Thanks you And Happy Reading....
☆ Topeng Hawk ☆
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
＿＿＿＿＿
Pelayan itu langsung memberikan informasi detail topeng Hawk, ada beberapa bahan khusus yang di campurkan dalam topeng nya, selain tulang cendrawasih, bunga mawar putih, hawk juga dicampur tulang dari grivins dan elang, topeng ini semua ber unsur mahluk sayap. Itu sebabnya ada dua burung ditopeng nya.
Jika menggunakan ini, mungkin aku tidak perlu mengganti nya secara berkala.
“Aku ambil ini.”
Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini, tidak peduli meski harganya hampir menguras dompetku. Felix Bernard tercengang dengan keputusan ku, alasannya karena harga hawk sekitar 12.000 rik (50 juta).
[Dia membelinya, apa dia orang kaya, sebanyak itu mungkin hanya bisa aku dapatkan selama satu tahun].- gemuruh batin felix.
“Silahkan anda bisa langsung memakai nya dan mari kearah sini untuk pembayarannya!”
“ya.” sambil mencoba memakai nya, Hawk benar-benar diluar ekpetasiku lagi, kecocokan nya dengan MANA ku cukup besar, aku bisa merasakan setiap detail dari topeng nya, hampir sama seperti kulitku, Terlebih ini jauh lebih ringan.
“Kau keren Joeran!” ujar Felix sambil mengacungi jempol.
Setelah pada sesi pembayaran nya, kami langsung meninggal kan toko. Topeng Hawk yang langsung dipakai begitu nyaman dan entah kenapa meningkatkan kepercayaan diriku.
”Apa kamu akan kembali, dimana kamu tinggal?” tanya felix
“Aku hanya tinggal sementara waktu dihotel ccc.”
“Benarkah? Kalo begitu aku akan mengantarmu sampai kesana.”
Aku tidak membutuhkan itu, tapi melihat kepribadian nya sudah pasti dia akan bersikeras. Tidak masalah selagi dia tidak mengganggu ku.
Kupikir begitu, tapi dia sangat cerewet dan berisik, bahkan melebihi Akira yang bar-bar sekali pun, semua yang dia ucapkan tidak ada yang berguna, selain menglebih-lebihkan semua hal.
[Ah, telingaku sakit,].
“Pasti menyenangkan bisa bepergian kesana kemari, berapa orang kelompok mu?”
“5 orang.”
“Hanya 5? Bukankah terlalu sedikit, lalu apa nama kelompokmu?”
