Valley of Thorns part 2

62 12 9
                                    

Bab 34|| jangan mau kalah

Tinggalkan jejak, Vote dan Comment nya ☆

Happy Reading,,
🤗🤗

○○○○

Tidak harus terburu-buru untuk mengalahkan lawan terlebih Monster yang memiliki Kecepatan Rata-rata, karena chimera tidak memiliki kegesitan, mereka hanya memiliki pertahanan kuat.

“Brengsek, memiliki banyak kepala membuatmu bangga hah? api itu sangat mengganggu!”

Dengan elemennya Karl Garrick membuat sebuah dinding tanah disekitar Chimera untuk mengurungnya, dilanjut dengan serangan tanah dari atas menindih sang CHIMERA.

__Bruuugg

“Kena kau.”

[Aku tahu itu tidak akan membunuhnya langsung tapi sedikit melumpuhkan akan memudahkan kami].

“Apa itu berhasil?”

__craask Bdoom

nyatanya tidak sama sekali, tanah besar itu mampu Chimera hancurkan dari dalam dengan mudah, tanah-tanah besar berhamburan menghantam pohon sehingga keluasan bertambah

“Eugh?!”

ledakan Besar bercampur kobaran api meluluh- lantahkan area sekitar,
Udara yang tadinya dingin dan berkabut seketika menjadi berasap panas.

“Brengsek kau!” karl yang mulai kesal karena semua serangannya tidak berguna.

“Dia benar-benar kuat, bagaimana kita membunuhnya, aku bahkan tidak bisa berbuat apa-apa!” sambung Rigel Sarkash

Rigel yang tahu bahwa Karl Garrick jauh lebih hebat darinya pun tidak berhasil, apalagi dirinya yang petarung jarak jauh, situasi ini tidak seburuk kelihatannya, namun pertarungan ini terlalu besar untuk mudah mencuri perhatian para Hunter yang mendengarnya.

“Tenanglah jangan terlalu terburu-buru, semua akan ada jalan keluarnya.”

[Mana yang akan aku gunakan blood devils, atau Ice, blood devil aku tidak bisa menggunakan nya sekarang, karena badanku terasa lelah, apalagi harus menggunakan MANA besar, tapi jika ice monster itu tidak akan tersisa dan tidak bisa dijual, Eh? apa aku mementingkan keuntungan dari pada nyawa temanku, Sialan apa yang ku pikirkan].

Seketika aku tertohok oleh pemikiranku sendiri, sehingga aku tidak sadar dengan Hal gila ini, menertawakan diri sendiri, aku sungguh seorang sampah yang egois.

“Woi!! apa yang kau tertawakan disaat seperti ini?” Ujar Karl yang Melihat aku sedikit cengengesan.

“Tidak ada, hanya aku ini lucu ya.”

“Hah?” [Apa diotaknya masih ada racun?]

Apa yang perlu aku khwatirkan, monster ini tidak ada apa-apa nya, juga tidak terlalu berharga.

“Mundurlah, biar aku yang urus, devils Ice!” Sambil mengangkat tangan keatas.

Air deras tiba-tiba mengguyur  area sekitar Chimera, dan secara perlahan membentuk potongan Ice, dalam kecepatan 0.1 detik, Ice-Ice  yang menyerupai jarum itu menusuk Chimera dengan tajam.

__Groooww

Saat chimera menyadari dirinya dalam bahaya dia langsung mengeluarkan api dari bagian kepala dipunggungnya, namun hal itu sudah terlambat.

Who Is Called A Bird!? || 『END VOLUME 1』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang