dua puluh empat

868 85 37
                                    

Dua puluh empat

Setelah membawa Aruna ke klinik yang dekat dengan pameran di selenggarakan, lalu memastikan jika teman Aruna, Dewi namanya, menunggu hingga Aruna sadar, akhirnya dia memilih kembali ke tempat pameran.

Tempat di mana perempuan yang pagi tadi mengeluh tak enak badan namun kini berdiri di sebuah stand dan yang lebih mengejutkan adalah Aruna salah satu designer yang bekerja di sebuah butik terkemuka, lalu memiliki brand kemeja yang selama ini hanya terjual khusus di butik tersebut dengan menyembunyikan identitas aslinya.

Demi apa?

Dia gak tahu. Bahkan dirinya yang dinobatkan sebagai suami perempuan itu pun baru mengetahuinya hari ini bersamaan dengan orang-orang yang mungkin tengah memburu diskon yang Aruna tawarkan.

Lalu...

Yang mengurungkan dirinya untuk segera menemui Praba di stand adalah bagaimana dan apa sebenarnya hubungan antara Aruna dan Praba?

Tak mungkin dia salah orang, karena perempuan yang disumpah serapahi Aruna hingga perempuan itu tak sadarkan diri karena tak terima penghancur keluarganya baik-baik saja rupanya Praba, istrinya.

Bagaimana bisa?

Yudhistira meraup kasar wajah kusutnya yang beberapa bulan belakangan terus menerus mendapati sebuah kejutan yang semua Praba berikan.

Ini apa lagi, Tuhan? Bukankah Praba anak angkat mendiang teman ibunya yang saat itu ditinggal mati suaminya tanpa memiliki seorang keturunan? Iyakan? Semua orang mengetahui kenyataan ini. Tapi...

Kepala Yudhistira menggeleng tak menemukan alasan yang jelas dan semakin membuat kepalanya berdenyut kesakitan.

Berapa banyak lagi rahasia yang coba Praba sembunyikan? Oh, sepertinya dia benar-benar orang asing di hidup istrinya sendiri sampai-sampai semua-muanya dia tak mengerti.

Memastikan kondisinya jauh lebih baik, kakinya lantas ia paksa melewati banyak orang yang semakin memadati pameran. Stand-stand yang ada di sepanjang rute acara tak mengubah atensinya untuk tetap menemui Praba.

Sayangnya, saat ia berdiri di depan stand yang didatangi tadi, keberadaan Praba tak ia temui. Oh, dia berani bersumpah jika perempuan yang tersenyum menyapa beberapa orang dah mengatakan akan memberikan banyak potongan harga adalah istrinya. Dia tak mungkin salah mengira, karena tepat sebelum Aruna tak kuasa menanggung kenyataan yang ada di depan mata, matanya bersirobok dengan manik mata Praba pun senyum perempuan itu yang sama lebarnya.

Lalu, di mana perempuan itu kini berada?

"Masnya siapa?" tanya salah seorang pegawai yang menjaga stand di depan sewaktu ia menanyakan tentang keberadaan Praba.

"Saya suaminya," jawabnya lugas berharap perempuan ini tak menyia-nyiakan waktunya hanya untuk sekedar memastikan siapa dirinya.

Untungnya perempuan ini lantas mengangguk dan memberitahu di mana Praba berada.

Katanya, Praba sempat hampir limbung usai orang-orang memasuki stand.

Praba di bawa ke salah satu ruang kesehatan yang letaknya berdekatan dengan stand ini berada.

Namun, sepertinya semesta tengah mempermainkannya, atau mungkin menunjukkan kebenaran yang selama ini disembunyikan?

Mengapa dia harus berada di situasi yang pernah ia rasakan saat melihat Praba memeluk pria yang ternyata adalah kakaknya di panti?

Lalu kini, bagaimana lagi dan lagi perempuan itu menangis dalam pelukan seorang pria, tentu bukan Irvin orangnya, lalu dia harus beranggapan apa? Dia kakak Praba juga gitu?

Kelana Merajut AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang