11. Sekuntum Bunga Putih

14.2K 504 82
                                    

Stone menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang meski jalanan yang mereka lewati terlihat sepi. Ia tidak ingin menarik perhatian. Ia juga tidak ingin menakuti wanita yang duduk di sebelahnya.

May sedang memalingkan wajahnya keluar jendela dan mengamati jalanan yang mereka lewati dengan mata liar. Stone bisa melihat wajah May yang memucat dari pantulan bayangan wanita itu di jendela mobil. Badan wanita itu mengigil layaknya daun kering yang tertiup angin dan Stone takut wanita itu akan pingsan jika terus-terusan seperti itu.

Sambil mengawasi kaca spion untuk memastikan tidak ada yang mengikuti mobilnya, Stone menarik ponselnya keluar dari saku dan menelepon Angelo.

"Kita punya masalah," Stone berkata begitu Angelo mengangkat.

"Apakah kau menemukannya? Apakah wanita itu ada di Hotel Starlight?"

Stone melirik sekilas ke arah May sementara ia melaju ke arah utara dan masuk ke wilayahnya.

"Ya," Stone menjawab. "Ia hampir tidak bisa berjalan dan babak belur layaknya baru saja keluar dari ring tinju. Aku tidak punya pilihan."

Stone mendengar Angelo menghela napas sebelum menjawab, "Kau mengatakan bahwa kau hanya akan memeriksa."

"Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja," Stone menjawab dengan suara rendah. "Kau tidak melihat apa yang kulihat."

"Jadi... apa yang kau lakukan, Stone?"

"Aku membawanya keluar dengan satu-satunya cara yang bisa kupikirkan."

"Holy fuck," Angelo mengumpat tertahan dari balik sambungan. "Please katakan padaku bahwa kau tidak melakukan apa yang kupikirkan."

"Aku tidak tahu cara lain lagi," Stone memberitahu. "Aku akan tiba sekitar 20 menit lagi. Mulailah menelepon dan mencari orang yang bisa melakukannya di rumah. Belikan juga sepasang cincin untuk kami berdua. Aku tidak peduli bagaimana caranya, aku ingin kau siapkan yang kuperlukan."

Stone menutup sambungan dan berusaha untuk tidak berpikir tentang kekacauan yang baru saja dibuatnya.

Sayang, benaknya menolak untuk bekerja sama.

What the fuck? Stone mengumpat dalam hati. Apa yang ada dalam pikirannya ketika melakukan semua ini? Merebut wanita yang bahkan tidak dikenalnya dari Nikolai dan membawanya kabur?

Ia bisa memulai peperangan. Lupakan tentang ketenangan dan stabilitas, ia akan beruntung jika ia bisa melewati semua ini tanpa pertumpahan darah dengan keluarga Belosokov.

Meski demikian, diakui Stone ada sesuatu dari diri May yang tidak bisa ia abaikan.

Sejak Sean menunjukkan video wanita itu beberapa minggu yang lalu, Stone tidak bisa menghapus wajah wanita itu dari benaknya. Hell, ia bahkan memikirkan tentang wanita itu ketika meniduri teman kencannya beberapa hari yang lalu.

May terlihat sangat polos dengan matanya yang lebar dan pipinya yang merah, Stone merasa sedang berhadapan dengan sekuntum bunga putih yang ingin dijaganya.

Itulah mengapa ketika ia melihat wanita itu terluka, merintih kesakitan sambil mengalungkan tangannya kepada dirinya, semua sudah diputuskan. Ia tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tahu bahwa ia bersedia membunuh siapapun yang mencoba menghentikannya dari membawa wanita itu keluar. Dan jika ia harus menikahi wanita itu agar tidak ada lagi berani menyentuhnya, maka itulah yang akan ia lakukan.

Wanita itu bisa menceraikannya nanti jika ia keberatan, setelah semua ini mereda.

May tidak bersuara sama sekali dalam dua puluh menit perjalanan, tapi Stone mendengar wanita itu terisak pelan di kursinya yang hanya membuat tekad Stone untuk menolong wanita itu kian membulat.

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang