6. Belati Dalam Hamparan Salju

17.4K 467 29
                                    

May mengedipkan matanya beberapa kali ketika akhirnya siuman. Ia melihat sebuah ruangan kecil tanpa jendela dengan lampu yang menyala terang di atas kepala. Sambil mengernyit, ia menoleh ke samping dan melihat sebuah kamar mandi kecil di dekat ranjang yang sedang ditidurinya dan sebuah lemari di dinding.

Butuh beberapa detik sebelum May ingat apa yang barusan terjadi padanya.

Bruce!

Begitu sadar, ia langsung tersentak duduk dan semakin panik ketika sadar bahwa ia masih tidak mengenakan selehai pakaianpun di balik selimutnya.

Gerakannya yang mendadak membangunkan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya yang kemudian membuatnya mengerang.

"Ia masih hidup rupanya," sebuah suara feminin yang rendah terdengar dari sudut ruangan. "Selamat datang kembali, May."

May langsung menarik selimut yang menutupi sebagian kakinya dan mendekapnya erat di dada sebelum menoleh ke arah datangnya suara.

Di dekat pintu ada seorang wanita yang sedang duduk di atas kursi, menatapnya dengan senyuman lebar.

"S-siapa kau?" May bertanya dengan suara serak.

"Aku adalah orang yang bertanggung jawab atas tempat ini. Kau bisa memanggilku Madame Jade," wanita itu membalas dengan suaranya yang menggoda.

"A-apa?"

"Kau tahu, Darling," wanita itu melanjutkan ketika May hanya mengedip layaknya orang linglung. "Aku yakin kau akan membawa banyak uang ke tempat ini. Kau memiliki wajah polos yang tidak bisa ditolak oleh semua pria. Mata lebar, bibir merah, kulit putih, dan badan mungil yang gemetaran bagaikan daun kering ketika ketakutan. Ditambah namamu sebagai artis, kau akan menjadi primadona di tempat ini."

"Aku tidak paham. Tempat apa ini? D-di mana Sean?"

"Sean?" Tawa wanita itu terdengar. "Maksudmu suamimu itu? Oh... ia pulang setelah menandatangani surat yang menyatakan bahwa kau sekarang adalah milik kami. Tentang di mana kau sekarang berada. Selamat datang di rumah barumu. Omong-omong, berapa umurmu sekarang?"

"Dua puluh dua."

"Hm...." Wanita bernama Madame Jade itu mengetukkan jarinya ke bibirnya yang merah. "Sedikit lebih tua dari yang kukira. Ah... tidak masalah. Aku akan mengatakan kepada mereka yang bertanya bahwa kau masih 17 tahun. Pria-pria itu gemar wanita muda dan dengan wajahmu yang terlihat seperti anak SMA, tidak akan ada yang tahu."

May menekan dadanya dan memaksakan dirinya untuk menarik napas ketika ia sadar maksud dari apa yang dikatakan oleh Madame Jade. Wanita berbibir merah ini akan menjajakannya kepada pria hidung belang.

"Kau tidak bisa melakukan hal ini padaku," May memprotes dengan bibir gemetaran. "Aku tidak ingin berada di sini. Aku bukan pelacur."

"Suamimu menjualmu sebagai pelacur."

"Tidak mungkin." May menggelengkan kepalanya keras-keras. "Ini pasti sebuah kesalahan. Tidak mungkin Sean dengan sengaja melakukan hal ini kepadaku. Biarkan aku bicara padanya, ia akan meluruskan hal ini dan membawaku pulang."

Wanita itu memiringkan kepalanya dan menatap May layaknya orang paling bodoh yang pernah dilihatnya.

"Tidak ada kesalahan dari semua ini, Darling. Suamimu tahu dengan pasti apa yang dilakukannya. Hell, bukankah ia sendiri yang mengantarmu ke tangan Bruce? Apakah kau kira ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh Bruce kepadamu di dalam kamar hitam itu?"

Napas May kembali tersenggal. Bayangan badan Bruce yang menindihnya kembali berputar dan membuatnya mual.

"J-jadi— Jadi... Bruce kah yang memiliki tempat ini?"

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang