46. Wild Snow

14K 462 111
                                    

Note: haloooowww.... pa kabarrr smua? Siapa yang rindu akuuu?

Btw, cerita ini udah hampir mendekati 80k read. Emejing banget menurutku yg cmn penulis abal-abal ini. Makasih semua yang sudah mengikuti dari awal, komen plus vote. Tanpa dukungan kalian, gak mungkin abang Stone dikenal banyak orang.

Oke deh, siapa yang sudah siap buat lanjut? Tanpa banyak bicara mari kita kemon...! To the bedroom!

***

***

"Aku mencintaimu juga, snow white, amat sangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mencintaimu juga, snow white, amat sangat."

May bisa meraskan wajahnya memanas. Pria itu memberinya sebuah ciuman lembut sebelum perlahan menyelipkan dirinya ke dalam.

Ketebalan pria itu melebarkan celahnya yang sempit. Bahkan setelah semua foreplay yang mereka lakukan, ukuran kekakuan Stone tetaplah mengejutkan.

Baru sepertiga masuk, May bisa merasakan tubuhnya menegang dan menolak. Ia bisa merasakan keringat dingin membasahi punggungnya ketika sadar bahwa tidak mungkin Stone bisa membenamkan dirinya hingga pangkal tanpa paksaan. Yang artinya ia akan merasa sakit.

May mulai panik. Ia mengeratkan rahangnya dan merintih.

"Rileks, baby," Stone membisik. "Tarik napas dan lemaskan dirimu. Biar aku tunjukkan kepadamu betapa nikmatnya semua ini terasa."

May mengangguk dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Benar, ia harus rileks. Ditariknya napasnya dalam-dalam sebelum diembuskannya keluar.

Stone meletakkan ibu jarinya ke ujung celahnya yang sensitif dan perlahan menggesek. Bibir pria itu kemudian mencium dengan penuh kekuatan.

Seketika May melupakan ketakutannya. Semua kenangan buruk yang membuatnya ketakutan tidak lagi mendapatkan kesempatan untuk muncul ke permukaan. Stone tidak mengizinkan. Pria itu membanjiri tubuhnya dengan sangat banyak kenikmatan yang dirasakan May hanyalah betapa ia mencintai pria itu. Dan betapa pria itu mencintainya.

Stone menarik kekakuan yang baru masuk setengah keluar sebelum kembali menggesekkan ujungnya masuk. Pria itu melakukan dengan penuh kontrol, May bisa merasakan ujung kekakuan itu menggesek bagian atas rahimnya yang sensitif dan mengirimkan percikan kenikmatan itu menyebar ke segala arah.

Merasakan tubuh May kembali memburai, Stone tersenyum melawan bibir May.

"That's it, my snow. Lepaskan dirimu melawan kekakuanku."

Kata-kata Stone langsung mengirimkan May kembali ke orgasme berikutnya. Ia bisa merasakan celahnya meremas ujung kejantanan Stone sementara kenikmatan menghantam tanpa ampun.

Lelehan dari gairah dan pelepas May kali ini cukup untuk memberi kesempatan bagi Stone untuk mendorong dirinya masuk dan memenuhi May dengan kombinasi antara kenikmatan dan rasa sakit yang sempurna.

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang