15. Aku Akan Menjagamu

14K 553 85
                                    

"Apakah Jet memberitahumu untuk membawa penenang?" Stone bertanya.

"Ya. Ada di tasku."

"Ambil," Stone memberitahu sambil meraih May dan menaikkan wanita itu ke pangkuannya."

"A-apa yang kau lakukan?" May meronta, meski tidak butuh banyak tenaga bagi Stone untuk menahan wanita itu dalam pangkuannya.

"Maafkan aku, May," Stone memberitahu. "Tapi Jacob perlu mengerjakan tatonya."

Mata May membelalak ketika melihat Jacob kembali mendekat dengan sebuah jarum suntik di tangan.

"T-tidak," May memohon sambil mengalihkan matanya yang liar ke arah Stone. "Stone, kumohon lepaskan aku. Jangan beri aku obat."

"Ini hanya penenang, May. Ini hanya akan membuatmu tertidur dan tidak merasa kesakitan. Aku janji kau aman bersamaku. Tidak akan ada yang menyakitimu selama kau tertidur."

Stone mengeratkan pegangannya dan mengangguk ke arah Jacob.

"T-tidak," May menangis begitu Jacob mulai memberikan suntikan. "Stone, kumohon, lepaskan aku."

Stone tidak menjawab. Pria itu hanya memeluk dan menunggu hingga Jacob mencabut kembali jarum suntiknya.

"S- stone... A...ku...ti...tidak...." May bisa merasakan kepalanya mulai melayang.

"Shh...," Stone mendesus sambil mengusap rambut wanita itu. "Tenanglah May. Tidurlah. Aku akan menjagamu."

"Ku..mo...hon...."

Suara May perlahan menghilang. Dalam satu desahan napas, badan wanita itu melemas dan jatuh ke dalam pelukan Stone.

"Kau bisa membaringkannya di sofa, bos," Jacob berkata ketika Stone masih juga tidak melepaskan May. "Kau bisa kesemutan jika memangkunya hingga aku selesai."

Stone tahu ia sebaiknya melepaskan May. Tapi bukannya melepaskan, pria itu memeluk lebih erat.

"Tidak," Stone menjawab. "Aku akan baik-baik saja. Kerjakan."

Jacob menaikkan alisnya tapi tidak berkata apa-apa. Pria itu hanya mengangguk dan tanpa banyak bicara mulai bekerja.

Stone sendiri tidak paham mengapa ia tidak ingin melepaskan wanita itu dan membaringkannya ke atas sofa. Mungkin ia menyukai bagaimana wanita itu terasa dalam pelukannya. Badannya yang ringan di atas miliknya, rambutnya yang lembut menyapu rahangnya, napasnya yang hangat menghembus ke lehernya. Stone menahan lengannya mengelilingi tubuh May sambil menatap gambar beruang yang mulai terbentuk di kulit wanita itu.

Diakui Stone, sesuatu yang posesif terbangun dalam dirinya ketika melihat gambar beruang itu mulai terbentuk. Sama seperti kejantanannya yang mengeras ketika melihat namanya terukir di kulit wanita itu. Sebuah simbol yang menandai wanita itu sebagai miliknya secara permanen.

Meski Stone terus mengingatkan dirinya sendiri bahwa semua ini tidak nyata, pernikahan ini tidak nyata dan wanita itu mungkin akan membencinya begitu terbangun, tapi semua ini tidak merubah apa yang ia rasakan. Semua ini tidak merubah bagaimana ia mendadak merasa protektif dan posesif akan wanita dalam pelukannya.

Ketika Jacob sudah hampir selesai, ponsel yang ada dalam saku Stone berdenting.

Tanpa melepaskan May, Stone meraih ponselnya dan membaca pesan singkat yang dikirimkan Jet.

Bajingan itu kabur dari kota. Bodyguard yang kuinterogasi mengatakan bahwa cacing itu kabur ke LA sekitar seminggu yang lalu. Apa yang ingin kau lakukan sekarang?

Stone mengeratkan rahangnya. Si keparat itu kabur rupanya. Sialan.

Kesal karena tidak mendapatkan pria yang ia cari, Stone mengetik balik.

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang