30. Perselingkuhan Yang Terbongkar

10.2K 463 85
                                    

Mata James bergerak dari Stone menuju ke arah May sebelum kembali pada Stone, sepenuhnya mengabaikan sang istri.

Jelas terlihat di mata Stone bahwa pria itu tidak peduli pada istrinya. Tebakannya, seperti kebanyakan orang seperti James, pria itu menikahi istrinya hanya karena koneksi atau karena status. Pantas saja keduanya tidak setuju ketika Sean menikahi May yang jelas-jelas berasal dari kalangan yang berbeda.

Bagaimana Sean bisa membujuk wanita semanis May hingga jatuh cinta, itulah yang Stone masih tidak habis pikir.

"S-siapa kau?" pria itu bertanya dengan wajah berkeringat. "Dan apa yang kau lakukan di sini?"

"Justru aku lah yang seharusnya bertanya kepadamu, asshole," Stone membalas sambil menunjuk ke dada James. "Kau adalah ayah Sean, apakah kau tahu apa yang dilakukan anak keparatmu itu selama ini?"

"A-apa maksudmu?" pria itu berkata dengan wajah kaget.

"Anakmu itu meninggalkan hutang di mana-mana. Bukan hanya itu, ia juga menjual istrinya ke rumah pelacuran demi uang. Jadi katakan kepadaku, di mana ia sekarang?"

"Tidak mungkin Sean melakukan hal seperti itu," Ibu Sean menyela. "Sean adalah anak baik-baik. Tidak mungkin Sean terlibat dengan hal-hal yang kau katakan. Ia bukan preman sepertimu."

Stone melangkah maju dan menundukkan wajahnya hingga berada tepat di depan muka wanita itu.

"Bela anakmu sekali lagi dan aku akan memastikan rambut itu terlepas dari kepalamu," Stone menggeram. "Sekarang katakan padaku, di mana Sean?"

Mata wanita itu melebar dan kali ini penuh dengan teror sebelum wanita itu menggeleng.

"A-aku tidak tahu," wanita itu membalas dengan suara gemetaran. "Sungguh, aku tidak tahu."

Stone menoleh ke arah ayah Sean yang juga melakukan hal yang sama.

Fuck. Mereka berdua sepertinya sama tidak tahunya dengan yang lain akan keberadaan Sean.

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Stone menoleh ke belakang.

Angelo, Jet, dan Jacob melangkah masuk dan menyebar ke ruang tengah.

Ketika kedua orang tua Sean melihat ketiganya, Stone khawatir keduanya akan mengompol di tempat.

Bagus lah. Stone ingin keduanya merasakan bagaimana rasanya tidak berdaya.

"Awasi mereka sementara kami berkemas," Stone berkata kepada ketiga orangnya sambil meraih kardus dan selotip yang di bawa Jet.

"Okay, boss."

Begitu ketiganya mengangguk, Stone mengangguk ke arah May yang kemudian membawanya masuk ke dalam. Lorong yang mereka lewati gelap dan sunyi. Dindingnya terlihat kosong tanpa hiasan. Sepanjang mereka berjalan, tidak terlihat adanya satu pun foto atau benda yang mengingatkan Stone bahwa May pernah tinggal di rumah itu. Tidak ada pernak pernik, tidak ada kehangatan, semuanya terlihat kaku dan penuh dengan aturan.

May membuka salah satu pintu yang ada di ujung lorong dan melangkah masuk.

Sekali lagi Stone melihat kamar kaku dengan perabotnya yang berwarna abu-abu dan korden muram senada.

Bahkan ketika ia kesal melihat kamar Sean dan May, Stone menemukan dirinya tersenyum ketika melihat lemari kayu tua yang ada di kamar itu. Jelas terlihat benda itu berbeda dengan perabot mewah yang lain. Dengan ukiran model oriental di bagian depannya, Stone bisa menebak benda itu adalah milik May dari sebelum ia menikahi Sean.

Ada beberapa foto berpigura terpajang di atasnya. Wajah-wajah orang dengan rambut segelap milik May, berpose dengan seorang bocah kecil berkuncir dua yang nyengir dengan gigi ompong dan memeluk boneka kelinci berwarna merah muda. Stone menemukan boneka yang sama dengan yang ada di foto di atas ranjang. Kini sudah terlihat usang dan penuh dengan jahitan.

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang