37. Papa Bear

10K 435 68
                                    

"Melihatmu menikmatiku seperti itu benar-benar menggairahkan. Kau bisa sekasar yang kau inginkan, baby, kau tidak perlu khawatir. Kau tidak akan melukaiku. I am tough. You can never hurt a Stone."

Pria itu mengedip sekali lagi sebelum tersenyum.

May menjalankan jemarinya merapikan rambut Stone yang baru saja ia acak-acak sebelum menangkup wajah pria itu dan menciumnya.

"Okay," May membalas. "Akan ku ingat."

"Aku senang kau berani mengatakan apa yang kau inginkan, snow," pria itu membisik ke dalam mulut May. "Aku senang karena kau menikmati apa yang kulakukan. Bahkan hingga lepas kendali seperti barusan. Kuharap... aku akan selalu bisa membuatmu merasa seperti ini, my snow."

May memundurkan wajahnya. Mereka memang tidak banyak membicarakan tentang masa depan sejak malam pertama ia datang ke rumah itu. May masih tidak yakin apa yang akan ia lakukan ketika ancaman itu akhirnya akan menghilang. Apakah mereka akan bercerai? Apakah ia akan kembali melanjutkan kehidupan 'normalnya'? Jauh dari semua ini dan jauh dari pria itu?

Namun kata-kata yang diucapkan Stone barusan memberi May harapan akan sebuah kesempatan untuk memiliki kehidupan yang baru. Sebuah kehidupan yang permanen dan abadi. Sebuah pernikahan yang terjadi karena cinta dan bukan hanya keadaan. Sebuah masa depan bersama pria itu sebagai suaminya.

"Aku pun mengharapkan hal yang sama," May membalas jujur. "Omong-omong, kau terlihat sangat tampan dengan setelan jas mu. Apakah kau hendak pergi?"

Stone memberi May satu kecupan lagi sebelum menurunkan wanita itu dan menghela napas.

"Ya. Ada beberapa hal yang perlu kukerjaan," pria itu memberitahu.

"Oh? Berapa lama kau akan pergi?"

"Sayangnya, aku masih tidak bisa memastikan." Stone meraih ke dalam saku dan mengeluarkan sebuah ponsel yang kemudian diletakkannya ke tangan May.

"Ini untukmu," pria itu memberi tahu. "Nomorku sudah ada di dalamnya dan aku juga memasukkan nomor milik Angelo dan Jet. Jika kau tidak bisa menghubungiku dan memerlukan sesuatu, kau bisa mencoba salah satu dari nomor mereka."

May menunduk mengamati ponsel yang ada di tangannya. Casingnya yang berwarna pink dengan motif beruang merah muda itu membuat May tertawa.

"Terima kasih," wanita itu berkata. "Apakah kau yang memilihkanku casing beruang merah muda ini?"

"Ya," pria itu menjawab sambil ikut tersenyum. "Apakah kau menyukainya?"

May melebarkan senyumannya.

"Tentu saja," May berkata sambil mendekat ponsel itu ke dada. "Kau ingat warna favoritku. Terima kasih..., papa bear." May mengedipkan satu mata ke arah Stone yang kini tergelak lepas.

"Sama-sama, my snow," pria itu membalas dengan suara yang kental oleh kegembiraan.

Apa yang dilakukan Stone terasa sangat manis, May tidak bisa menghentikan cengiran lebar di wajahnya. Ia memasukkan ponsel barunya ke saku celana sebelum meraih kerah jas Stone dan mulai merapikannya. Meluruskan dasi dan vestnya yang miring sebelum mengusap kerutan yang ada di bagian depan jas.

"Memangnya, mau ke mana kau malam ini?"

"Tidak jauh," Stone menjawab. "Yang pasti aku akan ada di dalam kota."

May mengangkat alisnya akan balasan Stone yang mengambang.

"Kau tidak akan memberitahuku?"

"Maafkan aku, baby. Semakin sedikit yang kau ketahui, semakin baik untukmu. Jangan khawatir. Aku akan kembali secepatnya. Martha dan Molly akan menemanimu agar kau tidak makan malam sendirian. Dan Otis akan ada di sini untuk menjagamu. Kau juga bisa mengirimku sms jika kau butuh sesuatu, aku akan berusaha membalas secepatnya."

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang