10. Bantuan Dengan Konsekuensi

14K 469 65
                                    

"Tolong aku, Tuan. Kumohon," May membisik ke telinga pria itu.

Mengabaikan Madame Jade yang kini berteriak-teriak memanggil penjaga, pria itu mengamati May dengan matanya yang biru selama beberapa saat sebelum bertanya, "Apakah kau ingin aku membawamu keluar dari sini?"

Tato yang memenuhi leher dan tangan pria itu seharusnya membuat May takut, tapi kebaikan dan rasa khawatir di mata pria itu adalah jangkar yang membuatnya bertahan.

"Ya," May menjawab. Dari sudut mata, ia bisa melihat dua penjaga yang dipanggil Madame Jade kini sedang berjalan dengan langkah marah ke arah mereka.

"Kumohon, Tuan," May menambahkan dengan rasa panik yang kembali meremas. "Bawa aku bersamamu."

"Kau tidak akan suka apa yang akan kulakukan," pria itu membalas.

"Aku tidak peduli," May menjawab. "Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan. Selama kau tidak meninggalkanku di sini."

May mungkin tidak mengenal pria itu, tapi ia lebih baik mati daripada harus berada di tempat itu.

Pria itu berpikir sejenak sebelum kemudian menghela napas panjang seakan sebenarnya enggan untuk melakukan apa yang harus dilakukannya. Tapi May bisa melihat bahwa pria itu sudah membuat keputusan, dan untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan, May merasa lega.

"Baiklah," pria itu berkata sebelum meraih lengan May dan membalik untuk menghadapi Madame Jade yang marah dan dua pengawal berbadan kekarnya.

"Wanita ini akan ikut denganku," pria itu berkata kepada Madame Jade dan sama sekali tidak terlihat takut akan tembok dua pengawal yang menghadang jalan mereka.

Madame Jade memberi dengkusan mengejek sebelum membalas, "Apakah kau sudah kehilangan akal sehatmu, Tuan Black? Wanita ini adalah milik Belosokov. Kami memiliki perjanjian dengan Sean Kettler."

"Perjanjian itu berakhir. Wanita ini milikku dan aku akan membawanya pulang."

May tidak tahu siapa pria itu, atau apa yang akan dilakukan pria itu begitu mereka keluar dari tempat itu, ia hanya merasa lega bahwa ia akan keluar.

"Milikmu?" Madame Jade bertanya dengan tawa mengejek. "Kau tidak bisa seenaknya datang ke sini dan mengklaim wanita yang ada di sini sebagai milikmu. Ini bukan daerah teritorimu, Tuan Black. Kau tidak memiliki kekuasaan di tempat ini."

"Tentu saja aku memiliki kekuasaan," pria itu berkata sambil meremas lengan May dengan lembut. "Aku memiliki kekuasaan karena Sean Kettler juga membuat perjanjian denganku. Ia menjanjikan wanita ini sebagai calon istriku, bahkan sebelum ia membuat perjanjian dengan Nikolai."

Mata Madame Jade melebar kaget. Begitu juga dengan May yang kini mengamati pria itu dengan bibir membuka.

"Tidak mungkin ia adalah calon istrimu," Madame Jade membalas dengan suara tidak percaya.

"Sean sudah menceraikannya bukan?" Stone menebak.

"Ya, tapi...tapi...." Madame Jade menatap dari arah May dan pria itu bergantian sebelum menoleh ke arah dia penjaga yang ada di sebelahnya.

"Pikirkan dengan panjang dan lama sebelum kau melakukannya, Madame," pria itu berkata dengan suara rendah yang mengancam. "Aku tidak ragu untuk membunuh jika kau mencoba menghalangiku membawa pulang apa yang menjadi milikku."

"Apakah kau mengira bahwa kau bisa mengalahkan orang-orangku?" Madame Jade membalas. "Ada sepuluh pria yang berjaga di tempat ini. Mereka akan membunuhmu sebelum kau sanggup keluar dari sini."

"Mungkin," Stone membalas. "Tapi kupastikan kau juga tidak akan hidup melihat hari esok."

Wajah Madame Jade merah oleh amarah, tapi semua orang bisa melihat rasa takut di mata wanita itu. Sama halnya dengan dua penjaga yang ada di sana. Ketika itulah May sadar bahwa siapapun pria bernama Tuan Black itu, ia bukanlah orang biasa. Rasa takut seketika melesat berkali lipat dalam benak May. Apakah ia sudah membuat kesalahan? Jangan-jangan ia berhasil keluar dari lubang buaya hanya untuk terperosok ke dalam mulut singa.

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang