42. May's Turn

13.7K 450 119
                                    

Warning! Hot steamy scene! 🥵 🌶️ 🔥.Biar aman bacanya pas sendirian ya. Kalo bisa sambil sembunyi di dalem wc. Jangan pas di kelas woiii! 😭

***

***

"Can I taste you with my mouth, my snow?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Can I taste you with my mouth, my snow?"

Masih dengan tangan di rambut Stone, May menjalankan ibu jarinya ke kening pria itu dan menjawab, "Yes."

Suara May yang serak dan pipi merah itu membesarkan api yang sudah sejak tadi menyala dalam dada Stone. Ia menggeram dan berdiri. Sambil menangkup wajah May, pria itu kemudian menunduk untuk mencium bibir wanita itu, sedalam mungkin. Ia ingin memberitahu May betapa ia menginginkan wanita itu, betapa ia membutuhkan wanita itu.

Lidah May yang menyelinap dan membalas memberitahu Stone bahwa tubuh May sama laparnya dengan dirinya. Dan wanita itu sama butuhnya dengan dirinya akan sebuah kenikmatan.

"Keluar juga kau akhirnya, my wild snow," Stone menggumam melawan bibir May, membuat wanita itu tergelak pelan.

Dengan lembut, Stone mendesak May hingga wanita itu mundur ke dinding kamar mandi. Dan ketika Stone mulai menjalankan ciumannya turun ke leher, May kembali menjalankan jemarinya mencengkeram rambut Stone.

"Mh... Stone," bibir May mendesah ketika lidah pria itu berjalan menuruni tulang belikatnya menuju ke salah satu ujung dadanya yang basah.

Sambil menggeram, Stone menjalankan lidahnya melintasi ujungnya yang kaku sebelum melekatkan bibirnya dan mengisap sedalam mungkin. Pria itu benar-benar merasa kelaparan. Tubuh May terasa sangat lembut dan hangat, ia tidak bisa berhenti mengisap dan menjilat. Ia terus memainkan benda yang ada di mulutnya dengan lidah dan giginya hingga wanita itu merintih dan mengigil dalam dekapan.

"My God," Stone menggeram. "Tubuhmu benar-benar sempurna, my snow."

Pria itu menjalankan bibirnya ke dada May yang lain dan melakukan hal yang sama dengan yang sebelumnya ia lakukan.

Sementara May menggeliat, Stone menenggak dan menikmati apa yang ada di depannya hingga ia merasa mabuk dan kecanduan.

Stone bisa merasakan betapa dekatnya May ke ujung pelepasan. Tidak sabar untuk segera merasakan aroma May yang sudah terpatri dalam memorinya sejak di perpustakaan, Stone menjalankan kembali ciumannya ke bawah. Menuju perut wanita itu sebelum dengan lembut kembali berlutut.

Stone meraih satu paha May dan menaikkannya ke atas pundak. Dengan celah May tepat berada di depan wajahnya, Stone kemudian mendongak.

Ia ingin wanita itu melihat. Tanpa mengalihkan pandangannya dari mata May yang setengah terpejam menatapnya, pria itu menjulurkan lidahnya dan menjilat.

"Oohh...," May melenguh. Tubuh wanita itu makin gemetaran sementara tangannya yang mungil meremas rambut Stone lebih erat.

Stone bisa merasakan dirinya hampir kehilangan kontrol ketika lidahnya membelah lipatan hangat itu dan mencebur masuk.

Stone [SUDAH TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang