Bab 17

1K 83 3
                                    

Pergantian tahun telah dilewati. Hari demi hari berganti. Salju mulai menipis di akhir musim dingin pada awal bulan ke tiga. Namun, udara masih tetap dingin bagi Arietta yang memiliki ketahanan tubuh yang lemah. Dia bahkan terkena flu setelah perayaan tahun baru.

"Sebentar lagi musim semi...." Arietta menutup buku bacaannya. Mengamati bunga yang ada di dalam vas, dia tidak sabar menyambut musim semi.

Bunga-bunga di taman kediamannya akan bermekaran dengan indah. Mulai dari mawar, lily, hingga iris. Semuanya akan bermekaran menghiasi taman dengan warna yang indah.

Arietta yang asli menyukai mawar merah. Semenjak kedatangannya, taman diubah sedemikian rupa sesuai keinginannya. Mawar merah mendominasi saat musim semi tiba. Taman akan dipenuhi warna merah dari semua mawar yang ada.

"Haruskah aku meminta pelayan menanam bibit bunga yang lain?" Arietta bergumam, bertanya pada dirinya sendiri.

Arietta meletakkan bukunya di atas meja. Dia pergi ke luar untuk menemui Aeris. Karena Aiden sudah mulai kembali ke akademi, Aeris menjadi kesepian. Aiden akan pulang di sore hari sehingga Aeris hanya akan ditemani oleh Emily sepanjang hari.

Gadis tersebut bisa saja menemui Arietta. Akan tetapi, Aeris juga tidak ingin mengganggu pekerjaan sang ibu.

"Nyonya!" panggil Richard setengah berteriak.

"Ada apa?" Arietta berbalik pada Richard yang berjalan terburu-buru.

Pria setengah baya itu mengatur napasnya sejenak sebelum berbicara, "Baroness Croft tiba-tiba datang!"

Arietta terdiam. Baroness Croft, Livella Croft, atau ibunya.

Arietta berasal dari wilayah timur, jauh sekali dari wilayah barat tempatnya tinggal yang sekarang. Arietta bukan berasal dari keluarga baron ternama, wilayah barony milik Keluarga Croft sangat kecil, hanya berisi belasan kepala keluarga sederhana. Hampir seluruh penduduk di sana adalah seorang petani yang mengandalkan hasil kebun mereka.

Namun, meski wilayahnya kecil, keluarga Baron Croft tidak pernah sekali pun kekurangan. Pajak yang tinggi menjadi salah satu sumber uang yang dimiliki.

Hidup dalam gelimang harta menjadikan anak-anak Baron Croft yang sekarang menjadi begitu angkuh, tak terkecuali Arietta. Dia tumbuh besar dengan harta dan kemewahan. Apa pun yang ia minta akan dikabulkan pada saat itu saja. Hal itulah yang menyebabkan Arietta memiliki kepribadian yang buruk.

Layaknya sapi perah, Arietta dimanjakan sedari kecil tentu bukan tanpa alasan. Setelah menikahi Count Sylvione, Arietta akan mengirimkan uang pada keluarga setiap waktu, kapan pun itu. Jika mereka meminta, maka Arietta akan langsung mengirimnya.

Namun, hubungan mereka akan berakhir setelah aksi gila Arietta pada cerita aslinya. Setelah meracuni Aeris, dia akan diburu oleh Aiden, Azriel, dan bahkan William. Tiga orang dengan latar belakang kuat itu mustahil dapat Keluarga Croft tangani. Pada akhirnya, mereka membuang Arietta, membiarkannya bersembunyi layaknya tikus di dalam gang-gang kecil.

"Nyonya!"

"Ah! Ya?" Arietta tersentak kaget. Dia berkedip beberapa kali dengan kebingungan.

"Anda melamun," ucap Richard.

Arietta tertawa canggung. Ya, dia melamun. Memikirkan akhir mengenaskan itu membuat bulu kuduknya merinding.

'Apa karena aku anak angkat?'

Arietta jatuh dalam lamunan untuk yang ke dua kalinya. Jika dia ingat, Arietta tidak memiliki hubungan darah dengan Keluarga Croft. Dia hanya anak angkat. Lebih tepatnya, anak pengganti yang menggantikan putri pertama mereka yang meninggal dunia beberapa hari setelah dilahirkan. Karena kemiripan bayi Arietta dengan sang putri yang tiada, akhirnya Baroness Livella mengangkat Arietta sebagai putrinya.

Menjadi Ibu Tiri Sang Protagonis (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang