Bab 11

1.4K 108 0
                                    

Arietta berdiri di samping bangunan besar. Memperhatikan kerumunan yang sibuk menikmati festival, Arietta mencoba menemukan keberadaan Aeris.

Dari belakang, tiba-tiba seseorang menarik lengan pakaiannya. "Nyonya, saya sudah melakukan perintah Anda. Apakah uangnya...."

"Ya, terima kasih." Arietta mengeluarkan selembar uang bernilai seratus vilen dan memberikannya pada gadis tersebut.

Arietta tersenyum tipis melihat kepergian gadis tersebut. Akhirnya, rencananya berjalan lancar.

Pada cerita aslinya, Aiden akan terpisah dari Aeris akibat terseret seorang gadis. Saat kejadian itu, Aeris akan seorang diri di tengah kerumunan, dan pada momen itulah dia bertemu tokoh utama pria pada cerita aslinya. Kejadian itu harus terjadi, dan Arietta harus merekayasanya sebaik mungkin. Dia tidak tahu apakah kejadian yang sama akan terjadi tanpa campur tangannya, sebab itulah itulah Arietta harus turun tangan.

"Mari mengamati."

***

"Kakak?" Mata Aeris menyapu sekitar, berharap menemukan keberadaan Aiden di tengah keramaian. Sayangnya, batang hidung pemuda tersebut tak sedikit pun terlihat.

Aeris memainkan jemarinya. Dia tidak pernah sendirian di tengah keramaian seperti sekarang ini. Suara bising masuk ke kedua telinganya, memunculkan perasaan tidak nyaman di hati Aeris.

Pada akhirnya, Aeris memberanikan diri untuk melangkah. Matanya melihat ke kanan dan kiri, mencari keberadaan sang kakak.

Walaupun diliputi kekhawatiran, di saat bersamaan Aeris juga merasa kagum. Ini adalah kali pertama dirinya pergi ke kota menikmati festival. Suasana suka cita yang terasa asing itu membuat Aeris merasa nyaman meskipun samar. Jika biasanya dia hanya akan menghabiskan waktu di kamar terkurung tanpa bisa pergi ke mana pun, kali ini Aeris benar-benar melihat dan merasakan kebahagiaan festival di akhir tahun.

"Andai Ibu ikut, pasti menyenangkan," Aeris bergumam pelan.

Brugh!

"Aw!"

"Maaf, Nona!"

Aeris melihat sekilas pada sekelompok kecil orang yang berjalan menjauh. Mereka terlihat bersenang-senang. Saat Aeris kembali menatap ke depan, ternyata ada lebih banyak orang berjalan ke arahnya. Panik, Aeris berlari kecil menyingkir dari sana. Embusan napas pelan keluar saat dirinya berhasil menyelamatkan diri dari sekerumunan orang itu.

Entah karena panik atau apa, Aeris baru sadar jika dirinya berlari terlalu jauh hingga sampai ke tempat yang begitu sepi. Namun, dia juga merasa lega karena bisa menenangkan diri untuk sejenak.

"Ramai sekali ... menakutkan." Aeris melirik ke arah lain. Di kejauhan, terlihat tempat yang lebih sepi daripada sebelumnya.

Bibirnya tersenyum, tapi tidak berlangsung lama tatkala dua orang pria asing muncul menghalangi jalannya. Kaget, spontan Aeris berbalik. Namun, naas sekali ada satu pria lagi yang muncul menghalangi jalannya. Kini Aeris tidak bisa pergi ke mana pun.

"A-ada apa? Siapa Anda sekalian?" Aeris mengamati mereka dengan teliti.

Mereka tinggi, jauh lebih tinggi dari Aeris. Tampang mereka menyeramkan, membuat Aeris bergidik ngeri.

Menjadi Ibu Tiri Sang Protagonis (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang