Bab 22

1K 92 0
                                    

Pesta ulang tahun, pesta besar yang dilakukan bangsawan saat merayakan hari kelahiran mereka. Makanan mewah, alunan instrumen indah, serta jejeran hadiah dari kerabat serta teman dekat. Hal-hal yang biasa dilakukan oleh bangsawan. Namun, sedari kecil Aeris tidak pernah merasakannya.

Jangankan pesta yang mewah, ada yang mengingat hari ulang tahunnya saja sudah menjadi kebahagiaan untuk gadis tersebut. Namun, tidak lagi untuk sekarang. Dengan kehadiran Sheria di dunia Aeris, ia akan mengubah segalanya.

Ia akan mengadakan pesta besar, menyiapkan aula kediaman dengan segala hal mewah dan membeli puluhan hadiah hanya untuk Aeris seorang. Setiap hari Arietta selalu memikirkan tentang persiapan itu. Segalanya harus berjalan dengan baik dan sempurna. Dengan demikian, Aeris akan bahagia.

Hari ini adalah hari terakhir persiapannya. Aula sudah dihias dengan berbagai macam hiasan-terutama pita di tiang-tiang yang ada di aula. Arietta juga sudah menyiapkan segala jenis hadiah yang akan ditunjukkan besok.

Aeris sangat bahagia saat mengetahui akan ada pesta ulang tahun untuknya. Ini adalah kali pertama Aeris mendapatkan pesta yang begitu mewah. Dulu, sebelum kepergian sang ayah, ia memang merayakan pesta ulang tahun. Sayangnya, pesta itu hanyalah pesta sederhana yang dihadiri beberapa orang saja. Sang ayah tidak terlalu peduli soal itu dan memilih menghabiskan waktu dengan bisnisnya. Kemudian, setelah kedatangan Arietta, ia bahkan tidak merayakan ulang tahunnya dengan perayaan apa pun.

Ayahnya sangat mencintai ibu Aeris. Namun, setelah melahirkan Aeris, kondisinya memburuk hingga akhirnya ia tiada beberapa bulan setelah kelahiran Aeris. Sebagai pelampiasan kesedihannya, ia akhirnya mengabaikan Aeris. Menghabiskan waktu dengan bisnis keluarga menjadi jalan satu-satunya yang ia ambil demi melupakan kesedihan yang melandanya.

"Putriku yang malang. Ayahmu brengsek sekali. Jika dia masih hidup, sudah kupatahkan tulang hidungnya," Arietta menggerutu.

Aeris sudah kekurangan kasih sayang sejak kecil. Dia tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuanya. Ditambah para pelayan yang bersikap kurang ajar pada Aeris karena kurangnya ketegasan dari kepala keluarga membuat Aeris semakin menderita. Mereka tidak pernah bersungguh-sungguh dalam mengurus Aeris, kecuali Richard yang selalu mengusahakan yang terbaik.

Arietta mulai memasuki keluarga Aeris saat gadis tersebut berusia sepuluh tahun. Dia yang tidak mendapat kasih sayang seorang ibu hanya memiliki satu harapan saat melihat Arietta, yaitu mendapat kasih sayang dari Arietta. Hanya saja, apa yang diharapkan Aeris tidak pernah terjadi.

Setelah Arietta merayu count dan menikahinya secara resmi, ia menjadi nyonya rumah. Bukannya menyayangi Aeris dan Aiden, ia malah mempersulit mereka berdua. Count tidak banyak membela mereka karena sudah dibutakan oleh cintanya pada Arietta yang asli. Tidak peduli apakah yang dikatakan oleh Arietta adalah kebenaran atau kebohongan, ia akan percaya.

"Dia ayah yang bodoh," Arietta bergumam.

Jika dia-Sheria-memilih pasangan di dunia asalnya nanti, dia akan memastikan untuk mendapat pasangan yang tidak sebodoh count.

'Ya, tapi siapa yang mau menikahi wanita yang tidak bisa memberi keturunan?'

Arietta mengelus pelan perutnya. Ia jatuh dalam lamunan sesaat sebelum kembali mengerjakan dokumen di atas meja kerjanya.

***

Senyuman menghiasi wajah Arietta saat melihat gaun cantik yang dikenakan oleh Aeris. Gaun berwarna biru muda itu terlihat begitu indah dan senada dengan iris biru milik Aeris.

"Sangat cantik seperti peri!" puji Arietta.

Yang mendapat pujian langsung tersipu malu. Aeris tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya. Dia tersenyum lebar dengan pipi yang sedikit memerah.

Menjadi Ibu Tiri Sang Protagonis (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang