Mentari terus memeluk boneka beruang yang baru saja di belikan oleh Lintang ketika mereka berjalan jalan di swalayan untuk membeli kipas mini, Lintang pun hanya melirik sekilas pada Awan dan Mentari yang sedari tadi hanya fokus pada kegiatannya masing masing.
Mobil Hitam milik Lintang tiba tiba berbelok dan berhenti di pinggir trotoar membuat Awan dan Mentari menatap Lintang bingung.
"Tunggu," pamit Lintang buru buru keluar mendekati beberapa gerobak dagangan yang berada tak jauh dari tempat mobil berhenti.
Kedua mata Mentari dan Awan terus mengekor kemanapun Lintang bergerak, keduanya tampak bingung dengan yang di lakukan Lintang saat ini. Tangan Mentari bergerak membuka pintu mobil ketika Lintang berjalan mendekat dengan tangan yang sudah penuh dengan beberapa jajanan khas anak sekolah dasar.
"Mau jualan Lu?," tanya Awan ketika mengambil alih beberapa bungkus plastik dari tangan Lintang.
Tidak memperdulikan ucapan Awan tangan Lintang terulur menarik sabuk pengaman milik Mentari setelah bunyi klik terdengar Ia pun beralih mengenakan sabuk pengaman untuk dirinya,"Laper gua," ucapnya menjalan kan mobil hitam miliknya di jalanan beraspal.
Mentari yang sedari tadi diam pun menatap Lintang dengan jengah,"Laper makan lah, ini malah jajan beginian," keluhnya membuka bungkusan yang ada di pangkuannya satu persatu.
"Ini juga makan," ucapnya mengambil tusuk yang berisi siomay dari tangan Mentari.
Dengan kesal Mentari menerima tusukan dari tangan Lintang,"Rada rada emang temen lu," keluh Mentari menggunakan jari telunjuk nya untuk menusuk pipi Lintang yang tampak mengembung karena siomay,
"Temen lu juga kocak,"ucap Awan menusuk satu buah siomay yang tampak menggugah selera.
Tak butuh waktu lama mobil milik Lintang berhenti di depan pekarangan rumah Awan, namun bukannya buru buru turun ketiganya tampak menikmati jajanan yang masih setia di tangan masing masing.
"Play musik ya?," tanya Mentari mendapatkan anggukan dari Lintang maupun Awan.
Tangan ramping Mentari terus menekan tombol mencari lagu yang asik di dengarkan sembari makan.
"Nih bagus ," cegah Awan ketika sebuah lagu milik Justin Bieber terdengar.
"Kencengin," ucap Lintang membuat Mentari memutar volume lagu semakin kencang.
"We're just friends what are you saying," teriak Awan menirukan lirik lagu.
"Baby baby baby ooohh like baby baby baby nooo I thought you'd always be mine, mine," Teriak ketiganya sembari bergoyang membuat mobil milik Lintang ikut bergerak mengikuti irama ketiganya.
"Oh for yo I would have done whatever, and i just cant belive we aint together, and I want to play it cool, but im loosing you III buy you anything, iII buy you any ring, and I mean please say,baby fix me and just shake me till you wake me from this bad dream," nyanyi Mentari solo di sambut tepukan tangan Awan dan Lintang sesuai ritme lagu.
"Im goin down down down down, and I just cant belive my first love wont be around," sambung Awan membuat satu pentol bakso yang di tusuk sebagai mic.
"And im like baby baby baby oooh like baby baby like baby baby baby ooooh I thought you'd always be mine, mine," teriak ketiganya tak dapat menahan hasrat untuk menari.
Sebuah ketukan dari luar membuat Mentari buru buru mengecilkan volume lagu, ketiganya tampak malu ketika melihat beberapa orang memperlihatkan ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise we won't go anywhere
Fiksi UmumKetika langitmu abu abu, masih ada aku yang akan membuatnya membiru. Ketika langitmu tak ada bintang, ada aku, bulan paling terang untukmu. Ketika harimu selalu hujan, ingat aku pelangi yang akan datang setelah nya. Jika lembaran bukumu tampak koso...