“Sayang, aku pulang.”
Jaemin yang tengah menonton televisi di ruang tengah sembari menunggu suaminya pulang, menoleh saat mengetahui yang di tunggu telah datang.
Alisnya bertaut melihat suaminya masuk membawa balon berwarna merah dengan senyum cerahnya. Dia berdiri menyambut sang suami, setelah mendapatkan kecupan, dia pun menerima balon yang di bawa sang suami.
“Apa lagi kali ini?” Tanya Jaemin.
“Aku lihat balon, jadi ingin beli.” Jawab Jeno enteng.
“Besok apa lagi?”
Jeno hanya mengendikan bahu lalu melangkah untuk menuju kamar, sementara Jaemin hanya menghela nafas dan memandangi balon yang melayang di depannya. Pada akhirnya, dia menyusul suaminya ke kamar.
Jeno datang mengenakan piyama tidur, dia dudukkan tubuhnya di samping sang suami lalu membuka laptopnya. Tawanya mengisi kamar yang sepi saat sang suami mengangkat lengannya agar ia bisa tidur di paha Jeno.
“Aku harus memeriksa pekerjaan dulu, Sayang.”
“Aku rindu.” Ia mengadu dengan lirih.
Jeno pun menutup laptopnya membuat Jaemin langsung mengubah posisinya, dia langsung duduk di atas paha Jeno dan memeluk suaminya posesif.
“Wangi sekali, aku suka.” Ucapnya mengendusi aroma sang suami dengan mata terpejam, seolah meresapinya.
“Bagaimana hari ini, Sayang?” Tanya Jeno, satu tangannya mengusapi punggung Jaemin.
“Seperti biasa. Kau bagaimana di kantor?” tanya Jaemin, suaranya teredam leher sang suami.
“Cukup sibuk.” Jawab Jeno.
“Peluk dulu baru boleh bekerja.”
“Baiklah.”
Jeno hanya berakhir terkekeh, tangannya masih setia mengusapi punggung Jaemin hingga perlahan ia mulai sayu dan beberapa saat setelahnya, dia terlelap. Jeno langsung menggendong Jaemin dan merebahkannya di ranjang, membalut tubuhnya dengan selimut lalu memeriksa pekerjaannya.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Suara alarm dari jam digital di kamar pasangan suami itu mampu membangunkan tidur nyenyak sang dominan, tangannya langsung bergerak meraba nakas dan mematikan alarm.Rupanya pergerakan itu mengganggu tidur nyenyak sang suami. Jeno menoleh saat Jaemin yang tidur memeluknya menggeliat. Ia kira Jaemin akan bangun, tapi hanya mengeratkan pelukannya lalu kembali lelap.
Secara perlahan, dia coba singkirkan tangan Jaemin agar bisa bangun dan bersiap untuk bekerja, tapi Jaemin justru memeluk Jeno semakin erat.
“Mau ke mana?” Tanya Jaemin dengan suara beratnya yang khas saat bangun tidur, sementara matanya masih terpejam. Masih mengantuk dan terasa berat untuk di buka.
“Aku harus berangkat ke kantor Sayang.”
“Uhm...” Jaemin merengek. “Tidak boleh pergi, di rumah saja.”
“Aku ada rapat dengan klien, aku akan pulang setelah rapat. Aku janji.”
“Mau ikut saja, boleh?”
Jeno tertawa mendengar pertanyaan suaminya.
“Boleh, ayo bersiap.”
Keduanya pun beranjak untuk segera bersiap ke kantor. Jaemin adalah orang pertama yang mandi, setelah selesai dan berpenampilan rapi, mengenakan kemeja putih dan celana jeans hitam, dia duduk di atas ranjang dengan kaki bersila menunggu suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner or Husband [NOMIN]✓
Fanfiction[COMPLETED] Jeno terpaksa menerima tawaran Jaemin untuk menjadi suami sekaligus pemuas nafsunya demi sang Ibu. THIS IS NOMIN Y'ALL. BXB, BOYS LOVE, YAOI, SHOUNEN AI, PRIA X LELAKI. MAN X MALE. YA SEJENIS ITU. MPREG! MATURE. NGEWE DI MANA-MANA. Upda...