PH4 🔞

46K 1.9K 120
                                    

Jaemin menggeliat dari tidur lelapnya, alisnya bertaut saat merasakan pergerakannya terbatas, dia menoleh ke belakang dan melihat sang suami masih terlelap di mana wajahnya tenggelam di ceruk lehernya. 

Dia menghela nafas lalu meraih remot di atas nakas dan membuka tirai jendela.

Mmhh

Jeno menggeliat dari tidur lelapnya saat sinar matahari menyeruak masuk ke kamar, dia justru semakin memeluk Jaemin erat, menyembunyikan wajahnya di punggung suaminya.

Jaemin menarik tangan Jeno yang memeluk lehernya, membawa ke dadanya, meminta Jeno untuk meremas dadanya membuat Jeno langsung membulatkan matanya dan mengangkat wajahnya, menatap sang suami.

“Hei!” Pekik Jeno terduduk di atas ranjang.

“Tunggu!” Pria itu menatap penampilannya yang tak berbusana lalu menatap Jaemin dengan penampilan yang sama dengan wajah ngeri.

“Kita?” Jeno bertanya-tanya membuat Jaemin menghela nafas seraya memutar bola matanya.

“Kita sudah menikah.” Sahut Jaemin membuat Jeno menghela nafas.

“Ah, aku lupa.” Jawab Jeno dengan senyum kikuk.

Jaemin menggeleng tak habis pikir, suaminya memang ada-ada saja. Di balik wajah tampan, ternyata ada tingkah Jeno yang unik.

Tok tok tok
Di tengah perdebatan pagi itu, mereka mendengar pintu kamar berbunyi. Jaemin menyibak selimut yang membalut tubuhnya, membiarkan tubuh telanjangnya terekspos membuat Jeno meneguk salivanya saat melihat bokong suaminya yang seksi.

Pria itu melangkah menuju lemari dan mengambil bathdrobe lalu membuka pintu. Ada seorang maid yang berdiri di depannya.

“Sarapan sudah siap, Tuan.”

Jaemin hanya mengangguk lalu kembali menutup pintu kamar, dia berbalik melihat suaminya masih duduk di atas ranjang. Dia lantas mengulum seringai lalu membuka bathdrobenya membuat Jeno membulatkan matanya.

“Permainan kita tadi malam belum selesai.” Ucap Jaemin melangkah menghampiri sang suami.

Jantung Jeno berdetak kencang melihat Jaemin yang sudah naik ke atas ranjang dan duduk di pangkuannya. Apakah Jaemin akan melakukannya lagi?

Jaemin mengulum seringai saat melihat suaminya meneguk Saliva kasar dengan wajah gugup. Ternyata, Jeno payah.

Ya meski dia akui, Jeno sangat panas, hentakannya kasar dan dalam. Tapi tidak cukup tahan lama. Baru lima ronde, dia sudah terkapar tak berdaya.

“Aku pikir, morning sex akan menyenangkan.” Gumam Jaemin.

“Mau berapa ronde? Tadi malam kita sudah melakukan lima ronde.” Ucap Jeno.

“Jika aku merasa itu belum, maka lakukan lagi.”

Kedua tangan Jaemin mengalung di leher suaminya, lalu kedua tangan Jeno memeluk pinggang Jaemin yang duduk tepat di atas penisnya. Pria berwajah cantik dengan iris coklat itu tersenyum, menyeka poni sang suami agar tak menghalangi pemandangan wajah tampan suaminya.

Lalu jemari lentik itu bergerak menangkup pipi Jeno dan memajukan wajahnya.

Cup!
Jeno memejamkan matanya saat Jaemin mengecup bibirnya, meresapi kecupan pagi dari suaminya. Dia buka lagi matanya dan melihat Jaemin masih mengulum senyum, lalu jemarinya bergerak mengusap pipi Jeno, turun menuju rahang kemudian menyentuh kissmark buatannya di leher Jeno.

Entah mengapa seperti ada kebanggaan saat dia bisa membuat kissmark untuk suaminya.

Tak berbeda dengan Jaemin, Jeno pun asik memandangi wajah cantik Jaemin yang polos tanpa sapuan riasan. Lalu beralih ke lehernya yang penuh akan bercak keunguan. Jeno tak menduga dia seganas itu, bisa memenuhi leher seseorang dengan kissmarknya. Jeno seperti binatang buas yang lapar.

Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang