PH20

21.5K 1.4K 75
                                    

“Halo, Bu.”

Seungmin menoleh saat suara Jeno menusuk indra pendengarannya. Di lihatnya pria itu masuk ke dalam restoran, tampak berbicara dengan seseorang di telepon. Netranya terus memandangi pria yang melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Dia langsung beranjak menuju dapur, membuat kopi pagi untuk sang atasan.

“Uhm, baiklah Bu. Nanti akan kukirim alamat kantornya. Pastikan membuat yang enak, Bu.” Ujar Jeno pada sang Ibu.

Di tengah perbincangan itu, dia mendengar pintu ruangannya di ketuk, dia pun mempersilahkan si pengetuk yang sudah paham bahwa itu adalah Seungmin.

“Kopi pagi Anda, Direktur.” Ujarnya dengan senyum manis seperti biasa.

“Bu, dia suka daging. Pastikan Ibu menambah banyak daging.”

“Baiklah. Ada lagi?”

“Sudah, Bu. Itu saja.”

Seungmin hanya diam selama pembicaraan Jeno dengan Ibunya sampai ke indra pendengarannya. Sesekali matanya melirik ke arah Jeno yang kini sudah memainkan ponselnya dengan senyum.

“Anda tidak masuk beberapa hari Direktur, terjadi sesuatu?” Tanya Seungmin membuat Jeno tersentak, pria itu lantas mengunci layar ponselnya.

“Ah, aku pergi berlibur dengan suamiku.” Jawab Jeno.

Hanya mengingat liburan singkat mereka saja, Jeno sudah tersenyum lagi. Mengingat bagaimana manisnya Jaemin selama liburan kemarin, tingkahnya yang lucu dan bagaimana mereka menghabiskan hari dengan bermain di salju.

“Saya kira terjadi sesuatu Direktur.”

“Tidak, aku baik-baik saja.”

Jeno mengulas senyum terpaksa setelahnya, dia pandangi sang karyawan yang mulai melangkah keluar, memikirkan pria itu yang membuatnya teringat ucapan sang suami kemarin.

Apakah yang di maksud Jaemin adalah Seungmin?
Mengingat hanya Seungmin yang banyak berinteraksi dengannya.

Jeno menggelengkan kepalanya dan mencoba abai, dia lebih memilih melanjutkan pekerjaannya.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Tok tok tok.

“Masuk!” Perintah Jaemin saat ia mendengar pintu ruangannya di ketuk.

Pandangannya beralih menatap pintu coklat itu, melihat sang sekretaris menyembulkan kepalanya.

“Ada yang ingin bertemu Presdir.” Ujarnya.

“Siapa?”

Lino menggeser posisinya hingga menampakkan Tiffany yang menyapanya dengan senyum manis, membuat matanya melengkung bulan sabit yang cantik.

“Ibu!” Pekik Jaemin sumringah, dia langsung beranjak dari duduknya menyambut Ibu mertuanya.

“Ibu tahu dari mana kantorku? Ah, dari mana lagi, pasti Jeno.” Gerutunya di akhir kalimat. “Kenapa Ibu datang?”

“Jeno meminta Ibu untuk membuat makan siang untukmu, karena dia bilang kau suka masakan rumahan.”

“Masakan Ibu.” Jaemin mengoreksi seraya mengajak Ibu mertuanya untuk duduk pada sofa tamu dan Tiffany menurut. “Koki di rumah bisa membuat masakan rumahan, tapi masakan Ibu yang paling nikmat.” Pujinya membuat Tiffany tersenyum senang.

“Tapi, Ibu tidak harus mendengar Jeno.” Omelnya lembut.

“Kenapa anak itu? Sudah tahu kondisi Ibunya seperti itu, justru menyusahkan Ibunya.” Gerutunya.

Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang