PH 1

46.3K 2.2K 176
                                    

cw / masturbation

“Yang kali ini, Saya sangat menyukainya.”

“Melegakan jika Anda menyukainya, Pak.”

Bunyi derap langkah kaki sepatu pantofel mengisi sepinya lorong sebuah perusahaan, empat orang pria berjalan beriringan di selingi perbincangan santai. Hingga setibanya di depan lift, mereka berhenti.

Dua di antaranya, satu berambut coklat, dengan senyum manis serta mata coklat yang indah, menghadap sang lawan bicara tanpa melunturkan senyumnya.

“Kalau begitu, saya permisi, Presdir Na.”

Di tengah pembicaraan itu, sang sekretaris dari pihak Presdir Na, tampak berbincang dengan seseorang di seberang telepon saat menerima panggilan dari pihak rumah sakit. Matanya tak henti melirik ke arah sang atasan dengan pembicaraan yang tampak serius.

Setelah sambungan telepon di putus, pria itu tampak maju dan membisiki sang pria berparas cantik.

“Presdir, Bibi mengabarkan kondisi Ketua semakin menurun.” Bisiknya membuat pria itu tersentak.

Namun dia dengan cepat kembali mengulum senyum, tak ingin membuat rekan bisnisnya bertanya-tanya, meski hatinya sudah khawatir bukan main. Pria itu menjabat tangan rekan bisnisnya, membiarkan mereka pergi setelahnya dia melangkah dengan cepat menuju lift VIP di ujung lorong.

“Apa kata Bibi?” Tanya pria itu di sela langkah menuju lift, jemarinya langsung menekan tombol lantai dasar begitu dia masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Apa kata Bibi?” Tanya pria itu di sela langkah menuju lift, jemarinya langsung menekan tombol lantai dasar begitu dia masuk.

“Kondisi Ketua menurun lagi, dokter sedang memberikan penanganan, Presdir.” Tutur pria itu.

Kedua jemarinya bertaut khawatir mendengar laporan sang Sekretaris, begitu lift tiba di lantai dasar, dia berjalan cepat menuju kawasan parkir. Sang sekretaris langsung membuka pintu belakang dan tak lama mobil melaju menuju rumah sakit.

Beberapa orang yang berada di lobi rumah sakit, hanya memandang heran saat Jaemin masuk dengan tergesa bersama sekretarisnya. Apalagi saat Jaemin memasuki lift VIP membuat mereka bertanya-tanya.

Sang sekretaris tampan terengah melihat Jaemin yang berada setengah meter darinya. Dia hanya bisa bernafas selama perjalanan ke rumah sakit, melihat atasannya melangkah dengan tergesa, dia pun ikut terengah.

Jaemin masuk ke dalam ruangan sang Ayah, dadanya langsung naik turun mengembuskan nafas lega melihat pria itu terbaring di atas brankarnya, memandangi beberapa dokter serta perawat yang berada di sana.

Seorang wanita yang di tugaskan untuk merawat sang Ayah, menghampiri Jaemin dan membungkuk hormat dengan senyum tipis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang