PH END 1 OF 2

20.8K 1.3K 103
                                    

Sepanjang perjalanan menyusuri pusat perbelanjaan, bibir tipis pria Leo itu tak henti mengulum senyum. Tergambar jelas raut wajah bahagia dan berbunga-bunga membuat Jeno yang melangkah di sampingnya menoleh dengan senyum.

“Apa yang membuatmu begitu bahagia?”

Atas pertanyaan itu, Jaemin melayangkan pukulan gemas pada lengan suaminya, membuat Jeno akhirnya tertawa.

“Memangnya kau tidak bahagia setelah Dokter mengatakan kita memiliki bayi kembar laki-laki dan perempuan?” Jaemin melempar tanya yang di hadiahi tawa lagi oleh Jeno.

“Perlahan, semua keinginanmu terwujud.” Ucap Jeno menatap suaminya.

“Keinginan kita.” Jaemin mengoreksi yang di angguki setuju oleh Jeno.

“Aku benar-benar bersyukur atas semua anugerah yang aku terima.” Ia bermonolog seraya menatap langit-langit pusat perbelanjaan, memanjatkan syukur atas anugerah yang ia terima secara bertubi-tubi.

Ia menoleh menatap suaminya dengan senyum manis dan Jeno pun memberikan senyum tak kalah manisnya. Jemari besar Jeno naik untuk mengacak surai legam suaminya, lalu mereka masuk pada salah satu toko bayi.

Kehadiran mereka di sambut hangat oleh karyawan, mereka juga di bimbing untuk memilih pakaian serta perlengkapan bayi.

Kini Jaemin tengah berkeliling mencari baju-baju bayi yang menggemaskan, begitu pula Jeno.

Jaemin mengambil beberapa kaos kaki berwarna merah muda, lengkap dengan sarung tangan.

“Sayang...”

Pria bermarga Na itu menoleh saat mendengar suara sang suami, lalu munculnya Jeno membawa beberapa pakaian bayi di tangannya. Dengan senyum cerah, Jeno menghampiri suaminya, menunjukkan apa yang dia ambil.

“Lucu bukan?” dengan bangga, Jeno memamerkan baju-baju bayi lucu di tangannya.

“Kenapa dominan warna biru sih?” Jaemin mencebik tak suka membuat senyum Jeno luntur, lalu menatap pakaian di kedua tangannya dengan lesu.

Iris hitamnya kemudian bergerak menatap keranjang di tangan Jaemin dan mendapati warna merah muda memenuhi keranjangnya membuat Jeno langsung menghela nafas dengan wajah datar, serta berkacak pinggang menatap Jaemin tak habis pikir.

“Lalu bagaimana dengan warna merah muda itu?”

“Ini warna yang bagus. Lihat kaos kaki dan sarung tangan ini. Bayi-bayiku akan sangat cantik saat memakainya.” Ia berceloteh dengan bangga seraya menunjukkan kaos kaki yang ia ambil.

“Tidak masalah jika kita punya anak perempuan. Tapi kita juga punya anak laki-laki, Sayang.”

“Bagaimana kalau dia submissive?” Tanya Jaemin

“Ah begitu?” Tanya Jeno dengan wajah sebalnya, dia kemudian memasukkan semua belanjaannya ke keranjang di tangan Jaemin membuat Jaemin mendelik.

“Hei, Sayang! Aku tidak setuju dengan warna ini!” Jaemin mengomel.

“Bagaimana jika dia Butchy?” Tanya Jeno menantang membuat Jaemin tercekat.

“Lee Jeno!”

Jeno tersenyum saat Jaemin memanggilnya dengan nada tinggi.

“Ini hanya soal warna. Apa pun jenis kelaminnya, dia bisa memakainya.” Jeno berusaha memberi pengertian seraya mengusap pipi Jaemin.

Selepas itu, Jeno beranjak untuk mencari beberapa perlengkapan bayi lainnya membuat Jaemin tak bisa berbuat banyak dan berakhir menghela nafas. Dia pun kembali berbelanja, mencari keperluan dua bayinya.

Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang