PH37 🔞

34.9K 1.4K 83
                                    

“Mmmhh ahhh”

Desahan Jaemin mengalun lembut, menghantarkan getaran ke sekujur tubuh dominan yang mendengarnya membuat tengkuk pria itu meremang. Bibir tipis sang dominan, tak henti menyusuri leher jenjang suaminya, mengecup dan menyesap kulit seputih susu itu hingga membekukan pembuluh darahnya dan menimbulkan ruam keunguan.

Sedang telapak tangan besarnya sudah meremas dada kanannya, sesekali ibu jari dan telunjuknya menjepit puting sang submissive hingga menimbulkan sengatan-sengatan kecil yang membangkitkan gairah.

Cumbuan Jeno naik dari perpotongan leher Jaemin menuju rahang, kemudian sampai di bibirnya yang mulai membengkak akibat kerakusan Jeno menyesap bibirnya. Lidahnya langsung melesak masuk, menyapu lidah sang suami, merasakan manisnya Saliva pria cantik itu.

Jeno berakhir menyesap lidah Jaemin setelah akhirnya melepas ciuman mereka, dia menarik wajahnya, membuat jarak namun tak cukup jauh, masih bisa Jaemin rasakan embusan nafas sang suami yang memburu, menerpa wajah cantiknya.

Dia tersenyum saat melihat sang suami di atasnya melempar senyum.

“Cantik.” Puji Jeno di tengah samarnya cahaya lampu.

Di temani lagu romantis berjudul Like We Just Met. Telunjuknya bergerak dari kening Jaemin, menuju hidung, kemudian berhenti di bibirnya, lalu dia mengecup bibir plum itu membuat Jaemin tertawa kecil.

“Aku tidak tahu mengapa kau bisa secantik ini, entah bagaimana aku mendeskripsikannya, kau lebih cantik dari Dewi Aphrodite, lebih berharga dari lukisan Monalisa...”

Satu tangan Jaemin naik, mengusap pipi Jeno, kepalanya terangkat untuk meninggalkan kecupan di bibir suaminya membuat kalimat Jeno terhenti.

“Aku hampir meleleh, jangan katakan lagi, jantungku berdetak sangat kencang sekarang.” Ucap Jaemin membuat Jeno tersenyum salah tingkah.

“Aku beruntung, bisa memilikimu.” Tangan Jeno bergerak menggenggam tangan Jaemin yang bertengger di pipinya lalu mengecup punggung tangan itu.

“Aku yang lebih beruntung memilikimu, pria yang tulus menyayangiku, aku berterima setelah apa yang dunia lakukan padaku, dunia mengirimkan pria sepertimu ke dalam hidupku. Kau bukan hanya menjadi teman, namun keluarga dan pasangan untukku, aku tak tahu harus bagaimana mengungkapkan betapa aku sangat, sangat bersyukur atas kehadiranmu di hidupku.”

“Dunia sangat adil pada kita, bukan?” Tanya Jeno membuat Jaemin mengangguk dengan senyum.

Jaemin langsung memeluk Jeno membuat wajah tampan suaminya tenggelam di dadanya, tangannya mengusap rambut Jeno sayang. Mereka menikmati damainya suasana di tengah lagu yang romantis, bersama jantung yang terus berdebar.

Tangan Jeno bergerak meremas dada suaminya, “Kenapa dia besar sekali? Apa di dalam ada susunya?” Tanya Jeno bergumam membuat Jaemin tertawa kecil.

Jeno mengangkat kepalanya menatap dada berisi suaminya, lalu bibirnya maju, menyesap puting Jaemin, dengan tangan membantu memijat dadanya.

“Mmhh aahh aegi sedang menyusu?” Tanya Jaemin.

Sang suami tak memberikan jawaban karena sibuk menyusu. Jaemin tampak menggelinjang nikmat saat lidah Jeno bermain pada putingnya.

“Oohh yeaahh seperti itu mmhh” Desah Jaemin meremas rambut hitam sang suami untuk menyalurkan kenikmatan yang ia rasakan.

“Uhm? Kenapa tidak keluar susunya?” Tanya Jeno merajuk menatap dada sang suami.

Dia kembali meraup puting sang suami seolah masih berusaha untuk mendapatkan susunya.

“Uhmm ngghh nikmat” Desah Jaemin, sekujur tubuhnya merinding saat permukaan kasar lidah sang suami terus menyapu putingnya, menyesapnya kuat seperti benar-benar ingin merasakan susu suaminya.

Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang