PH15

20.8K 1.5K 65
                                    

Jaemin menutup pintu kamar setelah menyelesaikan pekerjaannya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, suaminya juga masih terjaga, masih tampak sibuk memainkan ponselnya.

Kesempatan itu Jaemin gunakan untuk langsung naik ke atas ranjang, dia merangkak lalu duduk di atas pangkuan sang suami yang terduduk di ranjang.

Jeno yang tersentak, lalu menjauhkan ponselnya.

Kedua tangan Jaemin langsung memeluk leher suaminya dan wajahnya langsung maju mengecup bibir Jeno. Pria itu berakhir pasrah, tangannya jatuh begitu saja ke ranjang dan dia membalas lumatan Jaemin.

Keduanya menikmati ciuman lembut mereka, bagaimana bibir mereka menyesap bibir dan lidah satu sama lain. Kini tangan Jeno sudah naik, memeluk pinggang ramping suaminya, membiarkan ponselnya tergeletak di atas ranjang, kedua telapak tangannya naik, mengusap punggung Jaemin.

“Mmhhh” Jaemin mulai menggoda suaminya dengan sengaja mengeluarkan desahan, serta bokongnya yang bergerak maju mundur, menggesek penis sang suami yang tertidur di balik celana.

Tangan Jeno bergerak memeluk pinggang Jaemin, mengikis jarak di antara mereka membuat Jaemin kaget dan langsung memeluk suaminya, kesempatan itu Jeno gunakan untuk mengubah posisinya, dia langsung merebahkan Jaemin di sebelahnya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.

Cup!
Jeno melepaskan ciumannya lalu tersenyum membuat Jaemin bingung.

“Ayo lanjutkan.” Pinta Jaemin.

“Aku tak ingin menyakitimu lagi. Ayo jangan dulu melakukannya terlalu sering. Lubangmu belum sembuh total. Aku takut tak bisa menahan diri.”

“Jeno, tapi...”

“Ayo istirahat.” Pria itu tak mengindahkan permintaan suaminya, dia berbaring dan memeluk perut Jaemin.

Namun sang suami justru menolak, dia menepis tangan Jeno dan langsung memunggungi sang suami membuat Jeno tertawa kecil, dia usap kepala Jaemin karena gemas melihat suaminya merajuk.

Jam dinding di kamar menunjukkan pukul dua dini hari, Jeno menggeliat dari tidurnya saat mendengar suara ketukan pintu, mau tak mau dia terbangun.

Di lihatnya sang suami yang tampak lelap, lantas dia beranjak untuk membuka pintu, di dapatinya seorang maid berdiri dengan wajah khawatir.

“Ada apa?” Tanya Jeno.

“Ketua kambuh lagi, Tuan dan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.” Ujar wanita itu membuat Jeno kaget.

“Baiklah.”

Pria itu menutup pintu kamar setelah menerima berita yang di bawa maid, dia pandangi sang suami yang tampak lelap, dengan tak tega, dia mengguncang tubuh suaminya.

“Jaemin, Ayah di bawa ke rumah sakit.” Panggilnya, namun sang suami belum juga bergeming.

“Jaemin...”

“Kenapa?” Racaunya dengan tubuh menggeliat kecil.

“Ayah di bawa ke rumah sakit.”

“APA?” pekiknya spontan terduduk di ranjang dengan mata membulat.

Mendengar berita yang di bawa suaminya, membuat seluruh kesadarannya terkumpul. Dia langsung menyibak selimut dan turun dari ranjang, berlari keluar begitu saja membuat Jeno hanya bisa menggeleng.

Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jeno hanya sesekali melirik ke arah sang suami yang duduk dengan gelisah di sebelahnya. Jaemin pasti tak sadar jika dia hanya mengenakan kaos kebesaran dengan celana pendek sekarang.

Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang