PH40

23.7K 1.6K 92
                                    

Jaemin baru saja keluar dari kamar mandi, bibirnya langsung mengulum senyum merekah saat melihat suaminya masuk, dia langsung berlari dan berhambur ke dalam gendongan Jeno, begitu pula sang suami yang sigap merengkuh tubuh suaminya. Kedua kaki Jaemin memeluk pinggang Jeno, sedang kedua tangan Jeno menahan bokong Jaemin.

Keduanya tertawa kecil lalu Jaemin menyandarkan kepalanya pada pundak sang suami. Dia justru lebih manja dari pada seorang bayi.

“Aku bau Sayang.” Ujar Jeno seraya melangkahkan kakinya menuju sofa di kamar mereka.

“Uhm, aromamu yang khas ini yang aku suka.” Balas Jaemin menghirup aroma yang menguar di tubuh suaminya.

“Biarkan aku mandi dulu, Bayi.” Ujar Jeno berusaha menurunkan Jaemin yang justru menolak, dia memeluk Jeno erat membuat keduanya tertawa dan berakhir Jaemin yang mengalah.

Dia menjatuhkan tubuhnya di sofa dengan posisi berbaring dan langsung menarik blazer yang di kenakan suaminya membuat sang suami menindihnya.

“Sayang.” Panggil Jeno.

“Cium aku dulu, Daddy.” Jaemin menggoda dengan wajah seksi serta suara parau dan mendayu, menggoda suaminya membuat Jeno merinding.

“Aku bau.”

“Aku tidak peduli.” Jaemin merajuk, dia menarik blazer suaminya membuat tubuh Jeno kian jatuh, namun dia berusaha menahan dengan kedua tangannya yang bertumpu di atas sofa.

Pada akhirnya, pria itu hanya menghela nafas dan merendahkan tubuhnya, mencium bibir plum suaminya, menyesap bibir bawah pria Leo itu. Jaemin pun enggan melewatkan kesempatan ini, dia membalas lumatan suaminya, lidahnya langsung menjulur, bertemu dengan lidah Jeno, menyapu lidah sang suami dan merasakan manis saliva suaminya.

Perlahan, ciuman yang lembut itu, berubah menjadi panas dan dalam. Jeno tak bisa menjadi pasif, tangannya langsung masuk ke dalam kemeja satin merah muda yang di kenakan suaminya, mengusap perutnya lalu naik ke dada Jaemin.

Tangannya memberikan pijatan pada dada berisi itu, lalu ibu jari dan telunjuknya, menjepit puting sang suami.

“Mmhhh mmhh” Jaemin memancing gairah suaminya dengan melantunkan desahan, serta tangan yang meraba pundak lalu turun ke bisep suaminya yang terbalut blazer.

Mendengar desahan suaminya mengalun, Jeno lantas menyesap lidah Jaemin kuat lalu melepas pagutan dan berhenti meremas dada suaminya, membuat Jaemin sontak membuka mata.

“Kenapa berhenti?”

“Aku harus mandi.” Jawab Jeno seraya beranjak, Jaemin pun mendudukkan tubuhnya di sofa dengan bibir mengerucut, menandakan dia merajuk.

Dia hanya bisa memandangi suaminya yang melangkah masuk ke kamar mandi seraya melucuti pakaiannya.

Selepas mandi, Jeno yang memakai kaos dan celana pendek, memutuskan menghampiri suaminya di lantai bawah. Di lihatnya Jaemin tengah duduk menikmati pusing sembari menonton televisi.

Sebelum duduk di sampingnya, Jeno sempatkan menepuk paha sang suami. Jaemin hanya menoleh lalu menyodorkan sesendok puding dan Jeno dengan senang hati menerima suapan suaminya.

“Tidak manis.” Celetuk Jeno membuat Jaemin tersentak, dia menyendok pudingnya kemudian menyantapnya dan meresapinya beberapa saat sembari memikirkan celetukan suaminya.

“Manis.” Jawab Jaemin.

Jeno menoleh lalu membuka mulutnya membuat Jaemin menyuapi suaminya lagi. Pria itu tersenyum dengan kepala menggeleng.

“Masih tetap tidak manis, karena kau yang paling manis di dunia ini.” Godanya membuat Jaemin tersenyum salah tingkah.

“Apa kau akan terus membuatku meleleh?” Tanya Jaemin yang kali ini berhasil membuat Jeno tertawa malu.

Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang