PH36

28K 1.8K 240
                                    

Jeno masuk ke dalam rumah sang Ibu dengan wajah lesu, belakangan dia sering datang hanya untuk menenangkan diri, karena pikirannya tak ubah seperti benang kusut.

Tubuhnya jatuh pada sofa rumah dengan mata terpejam, Tiffany baru saja keluar dari kamar saat mendengar alarm pintu terbuka, cukup terkejut melihat putranya datang lagi, dia lantas menghampiri sang putra lalu duduk di sampingnya.

“Sudah makan?”

Jeno tersentak mendengar suara sang Ibu, apakah pikirannya yang terlalu pusing itu lantas membuat dia tak tahu akan kehadiran Ibunya?

“Sudah, Bu.” Jawab Jeno.

“Ada apa lagi? Masih belum berbaikan dengan Jaemin?”

Jeno menggeleng sebagai jawaban, dia diam namun pikirannya terus berkecamuk.

“Bu,” Jeno memanggil. “Aku ingin bercerai dengannya.”

Mata bulan sabit Tiffany membelalak mendengar ungkapan putranya.

“Kenapa? Apakah masalahnya begitu serius dan tak bisa di perbaiki?”

Pertanyaan itu membuat Jeno bingung, harus dari mana dia mulai menjawab dan menjelaskan pada Sang Ibu. Beberapa saat dia diam, mencoba merangkai kata yang hasilnya nihil. Dia berkecamuk dan bingung untuk mulai bercerita, masalahnya terlalu rumit.

“Bu, pernikahan kami palsu.”

Mau berapa kali Tiffany di buat terkejut dengan pernyataan putranya? Lalu apa lagi ini? Putranya mengatakan bahwa pernikahan mereka palsu?

Tiffany hanya bisa terdiam dengan perasaan tak menyangka saat Jeno akhirnya menceritakan semuanya, apa yang terjadi di balik pernikahan mereka. Ada banyak hal yang dia sesali, termasuk alasan Jeno menikah dengan Jaemin. Itu cukup membuatnya marah, tapi melihat bagaimana Jaemin memperlakukan keluarganya, itu juga Tiffany hargai.

Kini, bukan hanya Jeno, Tiffany pun menjadi pusing setelah mendengar kisah putranya.

Keduanya diam selama beberapa menit, jemari keriput Tiffany naik untuk mengusap rambut putranya.

“Semua keputusan ada di tanganmu, Ibu akan menerima pilihan yang kau ambil, bahkan jika kau ingin bercerai. Semua pasti sudah kau pikirkan matang-matang kan? Dan ibu tahu, ini pasti yang terbaik bagi kalian berdua.”

Jeno menoleh ke arah sang Ibu yang bahkan bisa melempar senyum ke arahnya.

“Maafkan aku jika kita harus kehilangan restoran kita lagi, Bu.”

“Tidak. Kebahagiaan di atas segalanya.” Jawab Tiffany masih tak melunturkan senyumnya.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

*Recommended song

*Recommended song

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Partner or Husband [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang