25 : Doi bisa salting?!

10.5K 551 120
                                    

Vote dulu beb💋💋💋

Happy reading cintakuuu

🧊🧊🧊

"Perusahaan Om, siapa dong yang urus?" tanya Anila, lagi.

"Perusahaan sementara di urus papa saya." balas Alfagio.

"Bukannya papa Om di London?"

"Bisa Anila," Alfagio mengangguk. "Di handle dari sana, keinginan mama saya."

Anila hanya ber-oh ria, "Ohhhh, btw papa Om masih disana, gak pulang kesini?"

Alfagio nampak berfikir sejenak, "Iya, papa saya memang masih di sana, tapi saya dengar dari Vincent 3 bulan lagi akan pulang dengan mama saya juga."

"Emang terakhir pulang kesini kapan?"

"Hm? Sekitar 13 tahun lalu, jika tidak salah." Alfagio terkekeh diakhir kalimatnya.

Mata Anila membola dengan mulut mengangga, "13? Serius? Kok bisa?"

Melihat keterkejutan Anila, seulas senyum kecil terpantri dari bibir pria yang kini menatap lekat mimik menggemaskan dihadapan nya, "Tentu bisa, orang mereka tidak mau pulang kesini." balas Alfagio sebari menaikan dagu Anila yang agar bibirnya terkatup.

"Kayaknya hidup disana lebih enak ya? Makanya milih disana aja." kepala Anila mengangguk-angguk tapi Alfagio malah menggeleng,"Saya rasa tidak juga, dimanapun akan tetap nyaman jika bersama keluarga."

"Justru itu, karna disana 'kan banyak sodara Om."

"Memang banyak, karna papa saya memang asli sana. Tapi akan beda rasanya walaupun disana ditemani mama, sodara-sodara yang lain, atau bahkan sepupu yang seumuran saya,"

Anila mengernyit, "Hah? Kenapa beda rasanya?"

Alfagio tertawa sejenak, "Kamu tidak ngerti juga ya? Jelas saya anak satu-satunya tapi saya tidak ada disana, dan itu akan beda rasanya, 'kan?" jelas Alfagio.

Anila tersadar, "Eh? Iya juga sih, Om 'kan anak tunggal. Jadi selama papa Om disana Om sering ke London dong, enak tuh jalan-jalan terus kesana." balas Anila antusias sebelum Alfagio kembali membuat bingung, "Tidak, saya tidak pernah kesana dari 13 tahun lalu."

Raut wajah Anila terkejut lagi bukan main. "Wahhh! Om parah sih, gak jenguk orang tua." Anila berdecak kesal melihat kelakuan pria di depannya ini.

"Semua ada alasan, Anila." sahut Alfagio, tenang.

"Iya, tapi emang boleh selama itu? 13 tahun itu lama loh Om, " dengan gelengan kepala jari tangan Anila terangkat menunjukan angka 1 dan 3.

Helaan nafas keluar dari mulut Alfagio, "Mau bagaimana lagi." bahu Alfagio mengedik dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca.

"Sekali-kali kesana kek Om, jenguk, gak boleh gini terus, coba jelasin apa alesannya?" telapak tangan Anila mengusap-usap pelan lengan Alfagio.

Helaan nafas berat keluar dari mulut Alfagio, "Alasannya panjang Anila, semua akan jadi berhubungan dan akan lama jika saya ceritakan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFAGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang