Bab 1 - Saat Dia Menemukannya

308 50 11
                                    

Hari itu, langit Jakarta terlihat cerah dan biru, mencerminkan suasana hati Kayla yang juga cerah. Usianya baru menginjak 24 tahun, namun ia telah memiliki keluarga yang begitu sempurna di matanya. Di meja makan yang luas, Kayla duduk di sebelah adiknya yang berusia 18 tahun, Henry Rusmawan. Mereka tengah menunggu kedatangan Ayah dan Ibu Kayla beserta kakak sambungnya, Lila Putri Ramonda, dan suaminya, Anjar Saputra, yang tinggal di Karawaci.

Keluarga Kayla sangat dekat meskipun mereka berbeda darah. Kebahagiaan dan keharmonisan mereka adalah salah satu bukti kesuksesan Ayah dan Ibu dalam memadukan dua keluarga yang berbeda latar belakang. Ayah Kayla, Harry Rusmawan, seorang pengusaha sukses yang memiliki pabrik obat terkenal di Indonesia, adalah sosok ayah yang penyayang dan sangat mencintai anak-anaknya. Via Gunawan, Ibu sambung Kayla, adalah wanita yang telah mengasuh dan merawat Kayla sejak ia berusia tiga tahun. Keduanya merupakan pasangan yang sempurna di mata Kayla.

Lila, kakak sambung Kayla, adalah panutan bagi adiknya. Wanita berusia 28 tahun itu telah mencapai semua impiannya, menjadi seorang dokter hewan yang sukses dan bahagia bersama suaminya, Anjar. Mereka berdua bahkan memiliki sebuah klinik hewan yang sangat sukses di kawasan Karawaci. Saat ini, Lila tengah fokus merawat putri kecilnya, Sally, yang berusia sembilan bulan, yang tidur nyenyak di dalam stroller.

Terakhir, ada Henry, adik Kayla yang baru akan memasuki kuliah. Meskipun usianya jauh lebih muda dari Lila dan Kayla, mereka bertiga selalu dekat dan selalu mendukung satu sama lain. Keluarga ini merupakan gambaran hidup yang sempurna bagi Kayla, yang tumbuh dalam keberkahan keluarga tersebut.

Namun, malam itu ada yang berbeda. Setiap malam Minggu, keluarga ini biasanya merencanakan acara makan malam bersama di luar, dan tempatnya sudah di-booking jauh-jauh hari. Mereka tiba-tiba tidak bisa menyembunyikan keheranan mereka ketika Kayla membuka diskusi di meja makan.

"Baiklah, aku punya sesuatu yang ingin aku bicarakan," ucap Kayla dengan ekspresi yang bersemangat. Ia merasa sangat gugup saat mengumumkan niatnya kepada keluarganya.

Ayah Kayla, Harry, yang berusia 58 tahun, langsung mengangkat alisnya dengan heran. "Ada apa, Nak?" tanyanya, sambil menatap Kayla dengan penuh perhatian.

Ibu sambung Kayla, Via, yang berusia 48 tahun, juga ikut memperhatikan Kayla. Ia selalu menganggap Kayla sebagai anak kandungnya sendiri dan tidak ingin melewatkan satu hal pun yang penting bagi Kayla.

Lila menaruh sendok dan garpu yang sedang digunakan ke piringnya, menunjukkan tanda-tanda ketertarikan. "Apa yang ingin kamu katakan, Kay?" tanyanya dengan suara lembut.

Henry, yang sedang asik dengan ponselnya, menghentikan aktivitasnya dan mengangkat kepala. Ia tahu bahwa jika Kayla memiliki sesuatu yang ingin dibicarakan, itu pasti penting.

Kayla menelan ludah, merasa semakin gugup, namun ia harus mengatakannya. "Aku ingin memperkenalkan seseorang kepada kalian," ucapnya dengan suara yang gemetar.

Semua anggota keluarga itu tampak kaget mendengarnya. Mereka tahu betapa sulitnya tahun terakhir bagi Kayla. Setahun yang lalu, Kayla mengalami patah hati yang begitu dalam ketika kekasihnya yang telah bersamanya sejak SMA memutuskan hubungan mereka. Kayla bahkan tidak keluar dari kamarnya selama sebulan penuh.

"Siapa dia, Nak?" tanya Harry, sambil berusaha menenangkan Kayla.

Ibu Via memberikan senyum lembut kepada Kayla. "Tentu, Sayang. Siapa dia?" katanya dengan penuh perhatian.

Lila meletakkan tangan di atas tangan Kayla dan memberikan dukungan. "Wah, kenapa terlihat gugup sekali begitu? Santai saja Kak," ujarnya dengan tulus.

Kayla menghela nafas lega dan kemudian menjelaskan, "Nama dia Cahyo Wibowo, dan dia adalah General Manager di salah satu perusahaan obat, pesaing perusahaan Ayah."

Perasaan kaget dan kebingungan muncul di wajah keluarga Kayla. Mereka tidak pernah mendengar Kayla membicarakan seorang pria sejak putus dengan kekasihnya. Lantas Kayla membawa Cahyo yang sudah menunggu dari luar ke dalam ruangan. Cahyo adalah sosok yang sopan dan dewasa. Ia segera bisa merasa nyaman di tengah keluarga Kayla, dan percakapannya yang cerdas membuat semuanya merasa terhibur.

Setelah makan malam selesai, Kayla dan Cahyo pergi berdua untuk berbicara sejenak. Mereka berjalan menuju teras rumah, meninggalkan keluarga yang sedang berbincang-bincang di dalam ruangan.

Saat tiba di teras, Cahyo tiba-tiba mengambil nafas dalam-dalam. Ia menatap Kayla dengan serius dan berkata, "Kayla, sebelum kita melanjutkan, ada hal penting yang harus aku katakan."

Kayla tampak penasaran. "Apa itu, Cahyo?" tanyanya.

Cahyo menjawab dengan mantap, "Aku ingin meminta izin untuk menikahimu, Kayla."

Kayla begitu terkejut mendengar permintaan itu. Ia tidak pernah membayangkan bahwa Cahyo akan langsung mengajukan permohonan pernikahan kepada Ayahnya. Namun, ia tidak bisa membayangkan hidup tanpa Cahyo lagi.

Sementara itu, kembali di dalam rumah, keluarga Kayla sedang berbincang-bincang tentang Cahyo. Harry tidak pernah memandang rendah atau menilai seseorang berdasarkan keturunan atau status sosial. Baginya, yang terpenting adalah kepribadian dan semangat hidup seseorang. Hal ini karena kakek Kayla alias ayah Harry, berasal dari keluarga biasa dan membangun pabrik obat dengan keringat dan darahnya sendiri. Ia adalah contoh yang sempurna tentang bagaimana kerja keras dan tekad dapat mengubah nasib seseorang.

Malam itu berakhir dengan kejutan dan ketegangan yang membuat keluarga Kayla penasaran. Mereka semua merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diungkapkan lebih dalam tentang Cahyo Wibowo sebelum mengambil keputusan yang besar. masih banyak hal yang belum diketahui. Bagaimana pertemuan pertama Kayla dan Cahyo berlangsung, dan apa yang membuat mereka akhirnya jatuh cinta satu sama lain dalam waktu singkat?

Dear Liar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang