Chapter 2

7.7K 446 51
                                    

Ring Dong Ding Dong !! Suara bel istirahat berbunyi. Gue segera melangkahkan kaki keluar untuk sekedar membeli makanan dan pergi ke tempat favorit gue, yaitu di taman sekolah. Saat gue lagi memilih - milih makanan, gue melihat cowok itu lagi. Sekarang gue udah tau nama curut itu.

Beberapa saat yang lalu......

"Selamat pagi semuanya. Nama saya Danu Savio, saya wali kelas kalian sekaligus guru Biologi kalian. Pada pertemuan pertama ini, saya akan mengabsen kalian dulu." Satu demi satu nama siswa disebut, hingga sampai pada satu nama.....

"Rivaldo Wijaya.."

"...Hadir!" Langsung gue menoleh ke belakang, dan benar itu adalah suara curut itu tadi. Ternyata namanya Rivaldo. Heh, namanya aja udah jelek.

"Wendy Slyvan.." Gue pun menjawab hadir. Sewaktu gue diabsen, banyak yg mencuri pandang. Hei, memangnya aku pencuri apa, dicuri pandang. -_-

End of Flashback

So, disinilah gue sekarang, berada di taman sambil makan nasi goreng favoritku. Gue liat banyak murid-murid yg bercanda dan mengobrol bersama, bahkan ada juga yg mengajak gue makan bersama ,tapi gue lagi gak niat sehingga gue abaikan saja mereka.

Alhasil, cowok yg bernama Rivaldo itu mendekati meja gue.

"Boleh duduk disini?" tanyanya.

"Kenapa harus disini? Masih ada tempat lain, kan?" jawab gue ketus.

"Tempat lain udah penuh. Tempat favorit gue juga lagi "dijajah" sama orang lain. Kita, kan, teman sekelas. Masa gak boleh?" bujuknya.

"Haaiizz...Ok lah, hari ini saja. Cepat duduk dan makan, 10 menit lagi kita masuk." tunjuk gue ke kursi di depan gue.

"Baik,baik. 5 menit cukup kok buat gue makan." katanya lalu duduk di samping gue.

"Hei, kan gue suruh duduk di depan gue. Lah, kenapa lu disini?" tanya gue dengan nada sedikit membentak.

"Gapapa, kan? Lagipula apa masalah lo?"

"LO lah masalah gue. Huh!" Gue melanjutkan makan. Lalu gue melihat makanan Rivaldo. Hadoohhh, makanannya itu tidak ada sehat-sehatnya! Cuma kentang sama fried chicken ditambah sebotol air mineral.

"Hei, udah penampilan jelek, trus makanan lu juga gak bisa dijaga?" tanya gue. Rivaldo langsung menoleh.

"Makan kayak gini lebih praktis. Gue gak suka makan yang ribet-ribet, dan plus gue juga gak suka makan sayur." katanya simple.

Mendengarnya benar-benar membuatku sakit telinga. Langsung saja gue membentaknya.
"Eh, lu tau gak? Makan buah atau sayur berwarna jingga itu bagus untuk mata lu, trus buah atau sayur berwarna kuning itu bagus buat daya tahan tubuh, sayur berwarna hijau dan putih itu kaya akan serat. Kalau lu gak bisa jaga penampilan, setidaknya jaga dong kondisi tubuh lu!"

Rivaldo kelihatan sedikit terkejut. Matanya membelalak hampir keluar dari tengkoraknya. (A/N: seram,mata bisa keluar dari tengkoraknya :p)
Dia terdiam beberapa saat.

"........Kenapa lu peduli?"

"Hah?!" Di saat itu gue baru nyadar, kalau dari tadi gue selalu membentaknya soal apapun yang menyangkut kebaikan untuk dirinya.

Deg! Deg! Deg! 'Debaran apa ini?'

"Be..Berisik!! Pokoknya lu harus ubah tuh cara hidup lo!" kata gue ketus, lalu melangkahkan kaki gue pergi dari taman. Rivaldo hanya bisa tersenyum kecil.

-------------------------------------------------------

Pulang sekolah! Saat-saat yang paling disenangi! Rasanya pingin cepat-cepat berbaring di kasur. Tapi belum sempat kaki gue melangkah keluar, gue udah duluan ditarik sama Gina.

"Hei, Wen, lu gak mau pilih mau masuk klub apa dulu? Besok loh, pengumpulan terakhirnya." kata Gina antusias.

"Memangnya lu gak tau, gue hanya tertarik pada apa?" tanya gue balik.

"Hahaha, tau sih. Memastikan saja. Kenapa lu gak mau pilih klub lain sih? Maunya klub menjahit, padahal disitu, kan, banyak cewek. Gak malu apa lu sendiri doang yang cowok?"

"Gue itu lebih suka membuat barang sendiri daripada harus membeli. Kalau menjahit sendiri, kan, bisa sesuai dengan selera kita. Lagipula disana guru pembimbingnya juga cowok kok. Jadi kenapa harus malu?"

"Haaah...Ya udah deh. Terserah lo aja. Gue sih masuk klub basket. Mau ngelamar jadi manajernya qiqiqiqi.." tawanya menyeramkan. -_-

"Klub basket? Tumben. Bukannya lu biasa masuk klub musik?" tanya gue penasaran.

"Hadeh, disana, kan, cowoknya keren-keren. Sekalian mau cuci mata disitu. Siapa tau dapat pasangan yaoi baru qiqiqiqi..^w^"

Ok, teman gue yang satu ini agak sedikit abnormal karena dia suka YAOI atau bisa dibilang Gay Relationship atau hubungan sesama cowok. Gue pun bingung, sebenarnya apa menariknya hubungan sesama cowok itu. Tapi entah apa yang ada di pikiran cewek abnormal ini.

"Ya udahlah, terserah lo aja. Gue balik ya. Bye." kata gue lalu melambaikan tangan.

"Ok. Byeeeee!" Gina ikut melambaikan tangan dengan semangat 45 sampai gue berpikir, 'Itu lengan gak putus tuh, lambaikan tangan sekuat itu?' Yah, tapi gak peduli dah.

-------------------------------------------------------

Sesampainya gue di rumah, gue ngeliat catatan kecil di depan pintu. 'Pesan dari Mama?' Gue mengambilnya dan membacanya........

Wendy, hari ini Mama dan Papa pulang agak telat. Kamu bisa masak sendiri, kan? Oh ya, sekalian tolong belikan minyak sayur, telur 1 lusin, sama beras 10kg ya. Uangnya Mama tinggalkan di meja. Hati-hati di jalan, jangan sampai dirampok.

Gue hanya bisa sweatdrop membaca pesan Mama gue. Yah sudahlah. Dengan cepat gue masuk ke rumah dan berganti baju. Gue mengenakan hoodie biru dan celana pendek rumahan lalu bergegas ke supermarket terdekat.

Sesampainya di supermarket, gue segera membeli pesanan Mama. Telur dan beras udah didapat, sisa minyak sayur aja. Gue ke bagian Minyak dan gue liat sisa 1.

'Lucky! Sisa 1 dan gak ada orang disini!' Saat hendak mengambilnya, tiba-tiba ada tangan terjulur hendak mengambil minyak sayur itu. Sontak gue  menoleh dan melihat.......

"Elu...!"

To be Continued.....

Ciao!! Gimana ceritanya kali ini? Hayo, tebak, Wendy ketemu dengan siapa? Hari ini Lily bangun kesiangan, dan untungnya sudah libur hahaha. Sampai bertemu di chapter selanjutnya!!

My Handsome Model [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang