Chapter 19

1.8K 101 11
                                    

Nyahoo~ Watashi ga kita! *digebuk*
Efek terlalu banyak nonton anime BnHA ya gini deh Lily (T▽T) Lagi suka-sukanya dengan BakuDeku nyehehe~ Gomenasai~ ('▽`)/ Maafkan Lily yang sudah lama tidak update. Mungkin jika dihitung sudah setahun lebih (╥﹏╥) Lily senang sekali sudah bisa melangkah sejauh ini, terlebih dengan dukungan readers setia Lily \(^o^)/ Semoga readers yang sudah setia menanti kelanjutan cerita ini bisa senang dengan update-an yang sudah kelewat lama dan tidak berguna ini (☍﹏⁰)

Wendy's POV

Habis makan malam yang terasa canggung itu, Andi nyuruh semuanya buat ngumpul di ruang tengah.

"Teman-temanku tercinta, malam ini, eh bukan, sore ini, eh tapi dah malam juga... Auk ah, pokoknya sore menjelang malam ini, mari kita buka sesi games antara para pejantan--"

"Lu kira monyet, pake kata-kata pejantan." Huda nyelutuk kesal. Andi juga gak mau kalah.

"Eh biarin, masa iya gue bilang kalian para perwira. Kalau gue sih cocok, kalau elu? Beuhhh!"

Ujung-ujung mereka malah berdebat sendiri. Kayak kucing dan anjing aja deh.

"Yah, pokoknya, kita main aja kuy! Atau nonton! Atau makan!"

"Gue gerek lo bentar lagi. Kita baru makan, kampret!" Huda lagi-lagi menjitak dahinya Andi.

"Main game aja. Gue udah lama gak main game." Rivaldo mencoba melerai mereka, sedangkan gue mencoba memisahkan mereka sebelum mereka cakar-cakaran.

"Game? Bosaannn!! Gue udah tamatin semua game gue, dan gue juga malas buat main lagi dari awal. Main yang lain aja!" Andi cemberut, dan membuang muka sambil menjulurkan lidah ke Huda. Huda pun melakukan hal yang sama.

"Kalian ini....Seperti anak kecil aja." Akhirnya gue angkat bicara.

"Gapapa dong~ Kan mumpung masih SMA. Kalau udah terjun ke dunia masyarakat, mana mungkin kita bisa gini lagi? You Only Live Once bruh."

"True. Tapi bukan berarti bertingkah kekanakan kayak lo juga kali." Huda menimpal lagi kata-kata Andi.

"Baiklah, baiklah. Mari lanjutkan~ Kita main.....ToD aja yuk~" Andi tak menghiraukan sindiran Huda lagi dan lebih fokus pada tujuan utamanya, yaitu menyeret kami untuk main game.

"ToD? Game apa itu?" Rivaldo bertanya dengan polosnya. Andi melongo sampai dagunya seperti hampir lepas.

"Lu...lu serius gak tau ToD?" Andi tampak tak percaya, habis itu tertawa sejadi-jadinya. "BUAHAHAHAHA! GAK BISA DIPERCAYA! Bro, lo hidup di zaman apa? ToD itu kepanjangan dari Truth or Dare, atau istilah kita bilangnya JuBer."

"Ah, kalau JuBer sih gua tau. Cuma gua gak pernah ikut main." Rivaldo dengan santainya membalas perkataan Andi.

"ToD kah? Hemms, gue punya banyaakk banget pertanyaan~ Nah, jangan ada yang berbohong yah." Huda menggosok tangannya, nampak semangat untuk bermain.

"Ah, kalau JuBer, gue gak terlalu suka main itu. Soalnya ntar kalian pasti nanya atau nyuruh yang enggak- enggak. Pengalaman main JuBer sama teman-teman SMP gue bikin gue jadi parno." Ya, yang pernah main JuBer pasti udah tau. Gue menyampaikan keberatan gue pada Andi..

"Yaelah, gak seru lah kalau kita semua gak main! CUS MAIN AJA DARIPADA GUE TEWAS MENGENASKAN KARENA BOSAN ('~')!" Andi berlari ke kamarnya dan mengambil 1 buah tipe-X.

"Kenapa pake tipe-X?" Rivaldo bertanya dengan polosnya.

"Yang penting bisa diputar aja. Kuy kuy main! Kumpul semua di tengah!! Gercep!" Akhirnya kami mengalah untuk main juga, walau sebenarnya gua gak rela (T_T).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Handsome Model [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang