Wendy's POV
"Hmph. Ya udah kalau udah ingat. Emang kenapa?" tanya Gina penasaran.
"Tadi gue ketemu ama dia...." Belum selesai gue ngomong, udah dipotong duluan sama guru gue.
"Wendy, Gina! Apa yang sedang kalian lakukan?!" tanyanya dengan suara menggelegar.
'Ck! Apes deh! Mana guru ini killer banget lagi!' Saat ini kami dipergoki sedang mengobrol oleh guru PKN kami, Pak Gano.
"Eng, maaf, Pak. Kami sedang mengobrol tadi." jawab Gina sopan.
"Kalian tau gak kalau ini sudah masuk jam pelajaran?"
"Tau, Pak."
"Kalau begitu kenapa kalian masih ngomong? Lalu, Gina, kenapa sepatumu hilang sebelah?"
"Anu, tadi ada guguk galak, Pak. Dia mengejar saya, lalu saya lempar dia pakai sepatu. Akhirnya sepatu saya malah dibawa lari." jawab Gina dengan alasan yang gue berikan kepadanya tadi pagi.
Sontak langsung 1 kelas tertawa semua. Gue pun tertawa geli, tapi karena pandangan tajam Gina akhirnya gue cuma menahan ketawa. Sementara, Pak Gano kelihatan mengamuk mendengar alasan Gina, dapat terlihat dari mukanya yang merah dan urat-urat mulai timbul di dahinya yang kinclong itu.
"DIAM SEMUA!" Setelah berteriak seperti itu, semua langsung terdiam.
"KALIAN BERDUA! KELUAR DARI KELAS DAN BERDIRI DI LUAR DENGAN TANGAN DI TELINGA!!"
"Loh, saya juga Pak?" Gue bertanya tidak percaya sambil menunjuk diriku.
"KAMU JUGA! SEKARANG, SEBELUM SAYA ME-NOL-KAN NILAI KALIAN!!"
Kami berjalan keluar dari kelas.
"Cih, dasar botak kinclong. Kudoakan biar berambut nanti..." gumam Gina.
"APA KAMU BILANG?!" tanya Pak Gano yang mendengar suara Gina.
"Gak, Pak. Saya gak bilang apa-apa."
"JANGAN MELIHAT KE DALAM DAN KALIAN DILARANG NGOMONG ATAU KALIAN AKAN MENDAPAT KONSEKUENSINYA! SETELAH INI, IKUT BAPAK KE KANTOR!"
Jadi disinilah kami, di luar kelas sambil memegang telinga masing-masing. Kami tidak punya pilihan, daripada nilai kami nol.
"Ini semua gara-gara lu!" Gina berbisik marah ke gue.
"Iya, maaf. Nih semua gara-gara gue, ok? Jadi kita gak perlu bertengkar." Gue jawab juga dengan berbisik berusaha menenangkan Gina.
"Konyol banget sih, pake alasan itu buat bilang ke Pak Botak itu. Akhirnya malah jadi gini!"
"Lah, kan lu sendiri juga yang mau ikut saran gue."
"Lu ingat ye, hari ini mau atau gak, bokek atau gak, lu harus traktir gue makan di Pizza Hut." ancam Gina.
"Baik, baik. Tapi, jangan banyak-banyak ya. Ntar lu makin gendut dan dompet gue makin kurus."
"Eh, kamvret, njir banget sih. Sini gak lu!" Lalu Gina menjambak rambut gue, menarik pipi gue, dan apapun yang membuat kesalnya mereda. Gila, ni cewek apa preman sih? Tenaganya kuat bener. Saking seriusnya bercanda, gue gak sadar kalau ada orang di belakang kami yang lagi memperhatikan kami.
"....Wendy?" sahut suara nge-bass itu. Langsung gue menoleh dan mendapati orang yang memanggil nama gue adalah David.
"Eh, David. Hai." Gue balas sapaan dia. Dia hanya mengangguk tanda dia mendengar jawaban gue atas panggilannya tadi.
"Kenapa kamu di luar kelas?"
"Oh, hehehe.. Ada sedikit masalah kecil tadi di kelas. Jadi,yah beginilah gue, berada di luar kelas. Lu sendiri?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Model [SLOW UPDATE]
FanfictionWendy Slyvan, seorang model dan sangat menyukai fashion. Oleh karena itu ia selalu tampak berkharisma. Rivaldo Wijaya adalah seorang gamer dan otaku yang tidak pernah mempedulikan penampilannya. Mereka berdua bertemu dan selalu bercekcok. Wendy ingi...