Wendy's POV
Pelajaran hari ini gak enak banget! Yang pertama Geografi, lanjut dengan MTK, berlanjut lagi ke Sejarah, dan diakhiri dengan Sosiologi. Mana nilai gue juga gak bagus - bagus amat di empat mata pelajaran itu. Untung hari ini pulangnya agak awalan, gara - gara para guru rapat. Kalian pasti heran, kenapa anak IPA juga belajar pelajaran IPS. Di sekolah ini, semua pelajaran wajib dikuasai, baik golongan IPA maupun IPS, jadi kalau mau masuk kuliah, ada pengetahuan tambahan sebelum benar - benar belajar. Eh, kok malah jadi ngomongin itu? (-_-")
Baru ingat kalau gue harus membeli beberapa alat tulis dan tinta dulu sebelum pulang. Ya udahlah, gue mampir dulu ke toko ATK sekalian ke supermarket di sebelah tokonya buat beli susu dan telur pesanan Mama gue.
Jadi setelah bel, gue langsung melesat ke parkiran. Belum juga tuh motor dihidupin, muncul lagi manusia ITU di depan gue.
"EEEITSS! Mau kemana lo Wen?"
"Bacot lo. Mau pergi kemana kan, terserah gue dong."
Yah, siapa lagi kalau bukan Gina, manusia paling aneh dan agak sedeng itu.
"Sekedar tau info kan gapapa dong. Kita kan, bestie!" Gue jitak lagi dahi Gina yang kemudian disertai dengan ringisan Gina.
"Aduh, udah 2 kali loh Wen, lo jitak gue! Ntar kalau gue hilang ingatan gimana? Hayo, tanggung jawab loh."
"Mana mungkin lo bakal ilang ingatan? Cuma dijitak pelan doang, belum juga sampai gue pangkong pake panci."
"Ntar gue jadi sotong pangkong dong, hehehe." Gina cuma tertawa dibuat - buat. Lama - lama bisa gue bunuh Gina kalau gue gak segera pergi dari sini.(-_-")
"Gue cabut dulu ye. Minggir lo, mau lewat." Gue berjalan melewati Gina, dan kemudian kembali menabrak sesuatu.
'Ck! Sial banget sih gue hari ini! Perasaan dari tadi nabrak orang mulu!' (A/N : Baru 2 kali kok, Wendy XD)
"Maaf, bisa minggir? Gue mau lewat dulu. Eh...." Ternyata yang gue tabrak itu Ketua Osis!
"Oh, hai Wendy. Maaf, tadi aku gak liat kamu jadi langsung jalan aja. Gak taunya ada kamu di depanku." Wew, ngomongnya sopan sekali ya. Mungkin karena udah terbiasa ngomong di public, jadi harus sopan - sopan.
"Ah, gak kok. Justru harusnya gue yang minta maaf. Gak perlu ngomong sopan - sopan gitu ah. Gue sama lo kan sederajat (maksudnya sama - sama kelas 11), jadi gak enak gue."
"Haha, baiklah. Mungkin karena gue juga udah terbiasa ngomong seperti itu, jadi gak sadar. Lo udah mau pulang, Wen?"
"Hm, gak juga sih. Gue mau ke toko ATK dulu, baru pulang."
"Oh, ke toko ATK Pak Udin ya? Gue juga mau kesana buat beli keperluan OSIS. Boleh gak gue sekalian pergi sama lo?"
"Oh, boleh aja, gue gak keberatan kok. Lo bawa kendaraan gak?" tanya gue penasaran.
"Tenang aja, kalau masalah transportasi, gue bawa sendiri kok."
"Hooii!!" Sahut sebuah suara. Ternyata suara Ray, ketua basket sekolah kami.
"Lo mau kemana, bro?"
"Oh, hai Ray. Gak, gue cuma mau pergi ke toko ATK doang bareng Wendy."
"Wendy? Siapa tuh?" Wendy disini, di depan lu, nak!!
"Em, maaf, gue yang namanya Wendy." jawab gue sopan ke Ray. Ray kelihatan terkejut.
"Omaigat, sorry, sorry banget, gue gak tau lo itu Wendy!! Habis gue gak terlalu mengenal orang - orang di sekolah sih. Salam kenal!" katanya riang sambil mengedipkan matanya dan menjulurkan lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Model [SLOW UPDATE]
FanfictionWendy Slyvan, seorang model dan sangat menyukai fashion. Oleh karena itu ia selalu tampak berkharisma. Rivaldo Wijaya adalah seorang gamer dan otaku yang tidak pernah mempedulikan penampilannya. Mereka berdua bertemu dan selalu bercekcok. Wendy ingi...