Pic : Rian Barkins
Wendy's POV
Pagi ini gue terbangun lebih awal dari biasanya. Entah kenapa, bayangan kalau sepupu gue tinggal disini selama berbulan - bulan membuat gue mimpi buruk, dan gue gak bisa tenang saat tidur.
Dipikir - pikir, pagi ini Rivaldo ada latihan basket. Apa gue ketemu dia disana aja ya? Gue emang belum bisa jawab dia sih....Tapi kalau gue nganggap dia teman gue, masih bisa kan?
Jadi, setelah gue mandi dan sarapan, gue segera berangkat sekolah. Pake motor aja biar cepat sampainya. Saat sampai di kelas, belum ada satu makhluk pun terlihat. Yang ada cuma makhluk fujo di sudut kelas, lagi nyengir lalu ketawa sendiri. Gue hampiri dia.
"Gina, lo liat Rivaldo?" Gina yang lagi sibuk dengan komiknya lalu menoleh ke gue.
"Rivaldo? Ada, tadi gue ketemu dia di hall. Kenapa? Ah! Jangan - jangan...."
"Stooop!! Tolong jangan masukkan imajinasi fujo lu ke urusan gue. Gue lagi ada kepentingan ama dia. Gue cabut dulu."
"Eh?! Kepentingan apa? Ooiii!! Nanti cerita ke gue ya!" Gina berteriak dengan semangat 45.
"Berisik ah lu!" Gue cuma pengen ngobrol aja ama Rivaldo. Gue pengen mastiin kalau gue emang udah pasti nolak dia. Tapi gue juga pengen kalau dia tetap jadi teman gue. Apakah itu permintaan yang egois?
Jadi, gue jalan dari kelas ke Hall. Dari luar sih gue keliatan tenang, padahal sebenarnya gue tegang dan takut banget mau ketemu dia. Kira - kira apa yang bakal terjadi jika gue nolak dia? Ah, tapi waktu itupun gue udah nolak dia, di depan umum pula.
Tanpa disadari, gue udah nyampe di depan pintu gerbang Hall, dan nyaris membenturkan kepala gue ke pintu. Duh, gara - gara merenung sambil jalan sih!
Gue menyembulkan kepala gue untuk mengintip ke dalam. Mungkin aja dia belum datang. Tapi ternyata gue salah. Dia udah datang, dan dia lagi latihan shoot sendirian.
"Ah! Lo Wendy, kan?" Tiba - tiba aja ada suara yang ngagetin gue. Dan ternyata itu Ray!
"Ray! Lu ngagetin aja ah!"
"Ngapain lu ngintip - ngintip kayak maling gitu? Masuk aja bruh." Ray menepuk - nepuk punggung gue.
"Ng, gue gak bisa masuk, Ray. Soalnya..."
"Kapten? Dan Wendy juga? Kenapa kalian di luar?" Duh, mampus gue! Baru juga dibilang. Yap, Rivaldo.
"Ah! Rajin amat lu pagi - pagi gini udah latihan, Riv."
".....Sebenarnya udah dari subuh gue kesini, Kapten." Rivaldo menjawab enteng.
"Lah, lu ngapain subuh - subuh datang ke sekolah? Emang dah dibuka apa?"
"Gue latihan di depan gerbang. Pas satpamnya datang, gue baru dibukain gerbang."
"Ah, Ray! Gue pinjam Rivaldo bentar ya? Gue ada urusan sama dia." Gue memotong pembicaraan mereka yang terkesan konyol itu dan menarik Rivaldo menjauh dari ring.
"Eh! Ngomong aja langsung disini! Kenapa harus pergi sih? Tsk." Ray menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kan, rasanya gue jadi ngenes sendiri." Ray bergumam lagi sendiri. (A/N : Duh, nasib jones)
Setelah gue tarik Rivaldo keluar dari Hall, kami menuju kantin karena masih sepi. Belum ada orangnya. Palingan cuma ada bibi - bibi kantin genit yang lagi dandan.
"Riv, gue pengen ngomong." Gue mengepalkan tangan gue. Rivaldo melihat tangan gue, meraihnya dan menaruhnya di dadanya. Lalu mendekatkan wajahnya sampai kami saling bertatapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Model [SLOW UPDATE]
FanfictionWendy Slyvan, seorang model dan sangat menyukai fashion. Oleh karena itu ia selalu tampak berkharisma. Rivaldo Wijaya adalah seorang gamer dan otaku yang tidak pernah mempedulikan penampilannya. Mereka berdua bertemu dan selalu bercekcok. Wendy ingi...