Bonus Chapter : Christmas Part 2

3.4K 219 46
                                    

Rivaldo's POV

Chirp! Chirp! Suara burung gereja membangunkan gue di pagi hari yang masih dingin ini. Gue ngeliat jam dinding gue yang masih menunjukkan pukul 5 pagi. Sepertinya demam gue udah turun.

Gue beranjak turun dari kasur. Omong - omong, bukannya Wendy datang ke rumah gue yah kemarin? Gue gak ngeliat dia sekarang. Kemana dia?

Gue turun ke bawah untuk melihat kalau Wendy ternyata udah bangun, dan sedang memasak di dapur sekarang. Dia cocok sekali menggunakan celemek hitam.

"Ah! Pagi! Demam lo udah turun?" tanyanya ceria. Tumben, pikir gue.

"Ah, iya. Kayaknya udah, berkat elo."

"Bagus deh. Mandi dulu gih, gue udah nyiapin air hangat buat lo. Habis itu, sarapan pagi. Habis sarapan, lo cepat ganti baju ya!"

"Kenapa buru - buru? Masih pagi juga."

"Udah, pokoknya nurut aja deh! Cepat, sana mandi!!" Dia mendorong gue ke kamar mandi, lalu menutup pintunya. Gue hanya terbengong - bengong di depan pintu kamar mandi. Akhirnya gue putuskan buat mandi dan membasuh tubuh gue yang penuh dengan keringat.

Setelah selesai mandi, gue segera memakai baju dan turun ke bawah untuk sarapan. Gue liat Wendy udah siap dan sedang menunggu gue.

"Ah, lo udah siap ternyata! Sini, sini! Sarapan dulu!! Habis itu, lo ikut gue ya! Deket kok."

"Ikut lo kemana?" tanya gue balik.

"Udeh, pokoknya ikut aja! Bawel ah!"

Setelah sarapan, gue diantar Wendy ke sebuah taman yang cukup besar. Dia ngajak gue masuk dan gue ngekor dia. Entah apa tujuan dia membawa gue kesini.

"Kita udah nyampe!" Ternyata dia membawa gue ke sebuah gereja di tengah - tengah taman tersebut.

"Gue baru tau kalau ada gereja disini."

"Hehe, emang sih kurang terkenal. Tapi gue udah dari dulu pergi kesini dengan orang tua gue." kata Wendy, lalu membawa gue ke belakang gereja. Disana, terpampang sebuah pohon cemara setinggi 5 meter yang sudah dihias. Gue rasa itu pohon Natal. (A/N : Ya iyalah! Masa pohon duren? XD)

"Ah, Wendy!" panggil sebuah suara.

"Pastor Frans! Selamat pagi!" sapa Wendy.

"Lama tidak bertemu ya, Nak. Bagaimana orang tuamu? Sehat?" tanya Pastor Frans.

"Ah, iya. Orang tua saya sehat - sehat saja, terima kasih sudah bertanya." jawab Wendy sopan.

"Lalu, siapa anak muda di sebelahmu ini? Temanmu?" tanya Pastor Frans.

"Ah, iya, Pastor. Namanya Rivaldo Wijaya. Kami datang kesini hari ini untuk mengikuti misa." kata Wendy sambil memperkenalkan gue.

"Ah, silakan, silakan. Misanya akan dimulai 15 menit lagi."

"Baiklah, terima kasih Pastor."

Lalu kami masuk ke dalam gereja. Wendy memilih duduk di bangku paling depan. Katanya sih, view - nya yang paling enak. Ya udah, gue nurut aja.

Misa pun dimulai. Suasananya sungguh khidmat. Dipikir - pikir, udah lama gue gak ke gereja. Sejak insiden orang tua gue, sekalipun gue gak pernah menginjakkan kaki gue lagi di gereja.

Misa berlangsung selama 1 setengah jam. Karena hari Natal, ada ditampilkan drama, nyanyian - nyanyian, dan juga acara dance. Semua orang tampak bersuka cita.

Setelah agak siang, Wendy mengajak gue ke sekolah.

"Sini deh! Kemarin lo kan, gak masuk. Jadi lo pasti gak liat ini." Dia menunjukkan pohon Natal setinggi 10 meter yang sudah dihias dengan macam - macam pernak - pernik Natal.

My Handsome Model [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang