[TSDP #7]
Gista Syaril merasa hidupnya sudah berada di titik yang diimpikan: menjadi wanita mandiri, sibuk, mapan, hebat, sesuai dengan checklist yang sejak dulu tersemat di balik notes kecilnya.
Namun menurutnya, pencapaian tertinggi yang berhasi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jadi pilihannya tetap di nomor 1 aja nih? Dan gpp ada additional part atau bonus part atau apa pun itu tiap weekend di Karyakarsaaa?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tandain aja typonya yaaa. Ga sempet edittt. 🫣
Ada yang mau spam emot dulu nggak niiihhh? 🐬❤️
***
Tubuh Alya tiba-tiba membungkuk. Memberikan gestur penyesalan yang begitu dalam. "Saya mewakili staf penginapan meminta maaf yang sebesar-besarnya karena tidak siap dengan kehadiran Bapak semalam. Kami akui kami lalai. Seharusnya kami bersihkan tempat itu setelah menawarkannya pada Bapak supaya—Ya Tuhan Pak, saya minta maaf karena bikin Bapak digigitin tungau sampai lehernya merah-merah begitu."
Gista bisa rasakan bagaimana wajahnya kini terasa panas, seakan-akan ucapan Alya adalah kompor menyala yang sengaja ditaruh di depan wajahnya.
Menanggapi hal itu, Kalil hanya mengangguk kecil. "Benar. Semalam kamarnya nggak nyaman." Telunjuknya mengacung secara sembarang. "Saya rasa staf penginapan harus membersihkan kamar setiap hari. Bukan begitu? Mbak Gista? Karena saya menemukan tungau besar di sana."
"Baik, Pak. Tentu menjadi masukan untuk kami. Terima kasih." Alya masih menjaga ucapan dan gerak tubuhnya yang sopan. "Kami akan mengganti kain dan membersihkan kasur sampai tungaunya hilang."
"Harus. Bersihkan itu sampai selesai." Tangannya bergerak secara berlebihan. "Karena asal kamu tahu, yang semalam menyerang saya itu ratu tungau raksasa." Kali ini, ucapannya disertai seringaian tipis—yang pasti tidak disadari oleh Alya.
"Baik, Pak."
"Oh, ya ...." Kalil menggerakkan lagi telunjuknya. "Untuk beberapa item yang rusak di kamar, saya akan ganti rugi, kamu hanya perlu hubungi Dipta dan katakan berapa nominalnya, dia akan membereskan masalah ini." Kini tatap Kalil terarah pada Gista. "Sampai bertemu, Mbak Gista. Jaga kesehatan." Telunjuknya menunjuk perut Gista kali ini.
Lalu, pria itu melangkah pergi.
Alya mengomel, entah tentang apa setelah akhirnya melepas kepergian Kalil yang kini kembali turun dari rumah joglo dan berbaur bersama beberapa pengunjung yang hadir di plataran. Dia kembali berjalan menghalau silau dengan kacamata yang sudah kembali terpasang, langkahnya terayun lebar, dagunya terangkat tinggi.