Divorced with Benefits | [20. Hari Tanpa Rencana]

43.4K 5.7K 3.6K
                                    

Haiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiii. XD


Maafkan aku yang baru bisa update yaaak. Baru sembuh nih huhu kerjaan juga udah mulai selesai satu per satu jadi aku bisa balik ngetik lagiii.


Apa kabar? Nungguin Kalil nggak dari kemarin???


Maapin yak. Sebagai gantinya kuberi part panjangggg. Ini 3800 kata lebih lho! Semoga kenyang!


Jangan lupa apinya biar semangatku terbakar lagiii buat update cepeeet xD 🔥🔥🔥🔥🔥

***

3 years ago ....

"Saya masih tidak boleh keluar hari ini?" tanya Gista pada seorang pelayan yang masuk ke kamarnya, wanita paruh baya itu memindahkan sarapan pagi dari troli ke meja, tidak pernah mengatakan apa-apa. Sama seperti hari-hari sebelumnya, dia hanya datang untuk mengantarkan makanan dan apa pun yang Gista perlukan—kecuali alat komunikasi dan semua perlengkapan bekerjanya.

Rumah mewah itu memenjara. Penjaga disiapkan di mana-mana agar Gista tidak berhasil keluar, pun dari kamarnya.

"Saya ingin bicara dengan Om Adyaksa," pinta Gista. Dia pikir, satu-satunya yang bisa menolongnya saat ini adalah pria itu.

Akhirnya, Gista menemukan suara wanita yang kini baru saja selesai menaruh semua makanan itu di meja. "Akan saya sampaikan."

Setelahnya, dia bergerak kelur bersama troli kosong yang kini didorongnya pada sebuah pintu yang dibukakan oleh dua orang penjaga yang berdiri di depan pintu. Keberadaan dua pria di sana, sedang menjelaskan padanya bahwa dia tidak akan pernah bisa ke mana-mana tanpa seizin Kalil.

Gista kembali mengenyakkan tubuhnya di tepian ranjang yang rapi. Lama terdiam. Hubungannya dengan Kalil tidak kunjung membaik sejak pertengkaran terakhir. Tidak kunjung ada jalan keluar. Kalil hanya bisa memerintah pada semua penjaga di sana agar Gista tidak diberi kesempatan untuk keluar dari rumah selama satu minggu ini. Dan selama itu pula dia tidak mendapatkan kabar suaminya sendiri.

Adyaksa bilang Kalil sedang ada pekerjaan di luar kota. Namun, pria itu, seperti biasa, kadang dia akan menghilang berhari-hari, lalu kembali pada Gista seolah-olah dia baru saja meninggalkannya satu atau dua jam yang lalu.

Kalil akan pergi setiap kali dia ingin, lalu kembali saat dia mau. Dan ketika telunjuknya bergerak, Gista hanya harus mengerti kapan dia harus sekadar memeluk pria itu, dan kapan dia harus melayaninya di ranjang. Hidup Gista hanya berada di ujung telunjuk Kalil Sankara.

Gista masih terduduk di sana saat seseorang membuka pintu kamar. Dia pikir itu adalah sosok Adyaksa yang tengah ditunggunya. Namun, dia temukan Kalil yang kini hadir bersama pakaian dan wajah yang tampak lelah. Dia berjalan melintasi ruangan.

Divorced with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang