KELUPAAN UPLOAD KARENA IKUT WEBINAR SAMPEEEEK MALEM MAAPINNNN. 😭😭😭😭KESEL BANGET KARENA MAKIN HARI MAKIN ADA AJA KERJAAN???!!!
Tapi nggak apa-apa. Nggak boleh ngeluhhhh. Eh sesekali ngeluh gapapa wkwkwk. Asal janji kita harus sama-sama sehat biar bisa ketemu Kalil terus ya! Nggak apa-apa sibuk, nggak apa-apa capek. Yang penting sehat. Semoga semua keringat, kekecewaan dan air mata bakal dibayar dengan kebahagiaan dan KAYA RAYA WKWKW AAMIIN!
Ini 3200 kata lebih awas aja kalau dicuekin lapaknya ya. Api dulu apa? 🔥🔥🔥
***
Dan detik di mana keramaian terurai, Kalil menghampiri Gista. "Jangan biarkan dia membawa kamu pergi kalau kamu nggak mau mobilnya tiba-tiba terbakar."
Gista melepaskan kekeh datar. Dia kembali berurusan dengan manusia setengah roh jahat yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginannya. "Itu bukan mobil Kaivan, itu mobil adiknya."
"Siapa peduli?" Wajah Kalil meneleng. Dia pintar mengancam dengan suara pelan dan ekspresi tenang. "Jangan dekati Kaivan."
Gista menyisir rambut panjangnya yang terurai. Dia berusaha untuk tidak peduli dengan ancaman itu, sehingga kakinya melangkah untuk membantah ancamannya. Namun, terhenti, dia menoleh saat ada sebuah suara terdengar dari kejauhan.
"Kal, mau ikut ke penginapan apa langsung balik?" Itu Arjune yang bertanya.
"Ngapain ikut deh? Lo nggak kehilangan bini, kan?" Jena menyahut sinis. "Balik Jakarta sana!"
Sementara itu, Gista menoleh pada Kalil karena penasaran dengan responsnya. Alih-alih langsung menjawab, Kalil malah berucap pelan sehingga suaranya hanya bisa didengar oleh Gista. "Mereka harus tahu nggak, sih? Bahwa aku ke sini untuk memastikan ... janin yang ada di dalam perut kamu baik-baik aja karena sebelumnya kita pernah ....?" Kalil menunggu responsnya.
Namun, Arjune memanggilnya lagi. "Kal?"
Kalil menunjuk Gista. "Gue mau mastiin kalau Gista—"
"Kita punya beberapa urusan pekerjaan yang belum selesai." Gista bicara agak panik. Dia menatap semua pasang mata yang kini menatapnya. Lalu, dia alihkan tatapnya pada Kalil, berubah menjadi memicing dan tajam. "Kita akan bicarakan masalah pekerjaan di vila."
Kalil mengangguk. Wajahnya menyebalkan sekali. "Oke." Dia tampak senang karena merasa menang.
Namun, kemenangannya tidak akan Gista biarkan menguasainya lama. Saat semua orang sudah memasuki mobil, Gista sempat bicara pada Kalil. "Aku akan ikut mobil Arjune. Setidakmya dia punya banyak mobil kalau-kalau kamu berniat membakarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced with Benefits
Romance[TSDP #7] Gista Syaril merasa hidupnya sudah berada di titik yang diimpikan: menjadi wanita mandiri, sibuk, mapan, hebat, sesuai dengan checklist yang sejak dulu tersemat di balik notes kecilnya. Namun menurutnya, pencapaian tertinggi yang berhasi...