[TSDP #7]
Gista Syaril merasa hidupnya sudah berada di titik yang diimpikan: menjadi wanita mandiri, sibuk, mapan, hebat, sesuai dengan checklist yang sejak dulu tersemat di balik notes kecilnya.
Namun menurutnya, pencapaian tertinggi yang berhasi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dah pada nggak sabar kayaknya ketemu Kalil lagiii. Wkwk.
Selamat membaca yaaa. Akhir-akhir ini aku lagi kehilangan semangat. Bener-benrr kayak anjlok dari 100 ke 5. Wkwk ga tau kenapa. Mungkin karena aku lagi mudik dan di sini panas banget? Wkwk.
Kasih aku semangat dengan pencet vote dan bakar komen boleh nggaaak biar update lancar lagiii?
Apinya? 🔥🔥🔥🔥🔥
***
Kalingga Raja Sankara.
Kaniga Raga Sankara.
Gista melangkah ke arah kamar yang tengah dikuasai oleh dua monster kecil itu. Sejak tadi mereka berlarian, menghasilkan bunyi derik dari lantai kayunya. "Mima kan suruh ke kamar mandi dulu sebelum naik ke kasur?" Dia menatap dua bocah berseragam orange putih itu bolak-balik. "Raja? Raga?"
"Mima, sebentar. Sabar." Ucapan itu terdengar dari Raja, anak yang lahir lebih dulu saat persalinan lima tahun silam. Dia malah berlari dan duduk di sofa dengan gadget di tangannya. "Satu game ya, Mima?"
Sementara itu, Raga sudah turun dari ranjang dan bergerak ke arah pintu toilet. "Hari ini jadi ke Kidzania kan, Mim?"
Gista melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Pukul satu siang, dia bisa melanjutkan pekerjaannya sampai pukul tiga sore, setelah itu dia bisa membawa dua bocah kecil itu keluar dari Ishwari Resort dan menepati janji.
"Besok Papi akan langsung jemput setelah selesai les renang," ujar Raga lagi.
Gista menggumam. "Papi bilang begitu?" Keningnya mengernyit. "Kapan?"
Raga yang menjawab. "Tadi papi telepon Bi Rifah waktu di jalan pulang."
"Oh ...." Gista mengangguk-angguk. "Oke." Kini langkahnya hendak kembali keluar dari kamar itu setelah memastikan dua bocah kecil itu masuk ke kamar mandi, lalu terdengar kedua bocah itu tertawa-tawa di dalam sana.
Gista meninggalkan kamar, membiarkan dua anak laki-lakinya menikmati screen time yang dia janjikan setiap akhir pekan. Lalu, setelahnya dia keluar dari ruang kerja untuk melihat keadaan siang hari di luar Ishwari. Dari kejauhan, dia melihat Alya tengah menyambut dua tamu yang hadir. Dua tamu itu adalah perwakilan dari salah satu kampus swasta di Bandung yang hendak mengadakan acara di Ishwari, mereka datang untuk berkonsultasi dengan Alya mengenai penginapan, EO, dan fasilitas yang mereka dapatkan selama menginap.