Haiii.
Tepat janji kaaan. Ada update-an sebelum lebaraaan. Anggap aja THR kecil. Wkwkwk. Selamat membacaaa. 🫶
Apinya jangan kendor-kendorrr dooong kasih yang banyak biar cepet ketemu lagiii. 😋🔥🔥🔥
***
"Habis ini kita ke mana, Pap?" tanya Raja. Dia bersuara saat Kalil baru saja mengancingkan seat belt di tubuh mungilnya. Mereka baru saja selesai sarapan di hotel, lalu mengunjungi beberapa outlet mainan dan membeli masing-masing dua mainan yang mereka bawa pulang.
Sebelum beralih pada Raga yang duduk di samping Raja, Kalil menjawab. "Kita langsung pulang. Nggak apa-apa, kan? Mima bilang, Papi nggak boleh ajak kalian main terlalu sore."
"Oh, jadi Papi mau ajak kita main di rumah aja?" tanya Raja saat Kalil tengah memasangkan seat belt di tubuhnya.
"Nggak ...." Kalil memastikan kedua seat belt itu terpasang benar. "Papi akan kembali ke hotel untuk beresin barang-barang, terus check-out sebelum jam dua belas siang."
Dua anaknya memberengut. Dan Kalil berusaha tidak melihat dua ekspresi kecewa itu. Karena, ekspresi dua wajah mungil itu adalah kelemahannya, jadi dia langsung menutup pintu belakang dan bergerak membuka pintu di bagian depan. Dia duduk di jok pengemudi dan siap mengeluarkan mobilnya dari basement hotel.
"Kenapa nggak main di rumah dulu, Pap?" tanya Raja lagi. Mereka masih mengejar jawaban Kalil ternyata.
"Papi harus siap-siap kembali ke Jakarta, besok kan Papi kerja. Kalau minggu depan Papi ada waktu senggang lagi, pasti Papi jemput kalian lagi. Nanti Papi bilang Mima." Mobilnya sudah berbaur di jalan raya, sesekali dia lihat dari cermin kecil di atas dashboard, melihat bagaimana dua wajah jagoan kecilnya itu masih tampak belum berubah. "Hei? Halo, jagoan Papi?" Kalil terkekeh saat keduanya memandang ke arah Kalil secara bersamaan. "Jangan cemberut gitu, dong. Nanti kan kita ketemu lagi."
Tidak ada yang menjawab. Selalu seperti itu akhir dari perpisahan mereka. Yah, memangnya siapa yang menyukai perpisahan? Tidak ada yang menyenangkan mendapati akhir dari pertemuan dengan seseorang yang kita harapkan kehadirannya dalam waktu yang panjang dan lama.
"Papi janji deh, liburan akhir sekolah nanti, Papi akan ajak kalian liburan ke ... ke tempat yang kalian inginkan."
"Ajak Mima?" tanya Raja.
Dan Raga mendelik. "Mima bilang, Mima sama Papi nggak boleh sama-sama."
Raja mengernyit. "Tapi kan nggak tidur bareng. Jadi nggak apa-apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced with Benefits
Roman d'amour[TSDP #7] Gista Syaril merasa hidupnya sudah berada di titik yang diimpikan: menjadi wanita mandiri, sibuk, mapan, hebat, sesuai dengan checklist yang sejak dulu tersemat di balik notes kecilnya. Namun menurutnya, pencapaian tertinggi yang berhasi...