Care

1K 104 18
                                        

Halo Halo เป็นอย่างไรบ้างทุกคน? Selamat pagi, siang, sore, malam, tengah malam~
Berapa lama kalian tunggu book ini? Akhirnya up hari ini yey, maapkeun Afa lama up, minggu kemarin Afa full gak ada libur soalnya jadi Afa sampai lupa lanjutin book² Afa 😓
Tapi sekarang Afa up enjoy bacanya~

Keterangan!

Hali -> dari dimensi ini
Hali DL -> dari dimensi lain

Happy reading~

.

.

.

.

.

.

"Kakak..... " Blaze DL menatap Solar DL yang masih tertidur namun memegang erat tangannya.

"Aku baru tahu kau itu bisa mengigau. " Blaze DL melepaskan genggaman tangan Solar DL dan berniat pergi dari kamar Solar.

"Hm? Apa ini? " Blaze DL yang niat awalnya ingin pergi menjadi salah fokus pada kotak yang sedikit hangus di bawah meja.

Blaze DL menunduk dan mengambil kotak itu, jika Blaze DL ingat itu adalah kotak sepatu yang tadi ia bakar tepat di depan mata adik bungsunya.

"Aku.... Sudah membakarnya tapi.... Kau masih mau menyimpannya? " Blaze DL membuka kotak itu dan sepatunya sebenarnya masih bisa dipakai hanya saja sedikit gosong.

Blaze DL menatap Solar DL yang masih tertidur, rasa bersalah kini kian menggerogotinya. Sadar? Yah Blaze DL sadar, adiknya ini hanya ingin dekat dengan saudaranya, ia hanya anak bungsu yang ingin kehangatan dari saudaranya namun ia seperti orang asing yang tidak diharapkan ada.

Apakah salah jika sebenarnya Blaze DL trauma dengan kejadian di masa lalu? Tidak, tapi dikarenakan mata hatinya yang selalu tertutup akan dendamnya, ia tak menyadari kalau yang menurun pada mereka itu hanyalah kekuatan dan ingatan masa lalu saja, tidak dengan sifatnya.

Rasanya ingin sekali Blaze DL menguras lautan kesalahannya pada adik bungsu yang selalu jadi pelampiasannya, bahkan dia saja lupa kapan terakhir kali ia melihat adik bungsunya ini tersenyum dengan tulus dan selebar Thorn DL.

Blaze DL akhirnya membawa pergi kotak beserta sepatu di dalamnya keluar kamar Solar.

Ceklek

"Oh lihat siapa di sini yang baru saja tadi membakar hadiah spesial yang sudah di beli dengan hasil kerja kerasnya, sepertinya ia tak pantas mendapatkan  barang spesial itu ya." Baru saja keluar kamar Blaze DL sudah dihadapkan dengan kata-kata pedas dari Ochobot.

"Aku tahu... Aku.... Salah... " Blaze DL menunduk dalam.

"Aku heran, jika perlakuan kalian seperti ini, lalu apa yang membuatnya bertahan? Dengan semua masalah fisik dan mental yang ia alami, aku yakin Solar DL itu bertahan dengan tekad yang kuat, setidaknya kalian mau melirik nya saja. "

"Aku kasihan melihat tubuhnya yang selalu dihiasi oleh perban dan plester, namun ia masih mau memberikan hadiah pada orang yang selalu menyakiti fisik dan mentalnya. " Ochobot masuk ke kamar Solar dan Blaze DL masih diam mematung, semua ucapan Ochobot benar.

"Adik.... " Blaze DL meninggalkan kamar Solar DL dan memasuki kamar Blaze.

.

.

.

.

.

.

Another Dimension (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang