Waktu sebelum pulang

588 60 7
                                    

Keterangan!

Hali -> dari dimensi ini
Hali DL -> dari dimensi lain

.

.

.

.

Sejak hari dimana Solar DL diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Halilintar DL bagaikan perangko yang selalu menempel pada Solar DL, bahkan Thorn DL yang selalu menempel pada Solar DL harus berebut dengan kakak sulungnya.

"KAK GANTIAN!!! AKU MAU SAMA DEDEK!!" Thorn DL mencoba meraih Solar DL dari gendongan Halilintar DL.

Solar DL sendiri? Dia hanya diam, sebenarnya dia lelah sejak pagi ia di perebutkan oleh kakak-kakaknya.

"Gak."

"Kak turunin aku kak, aku capek mau duduk di sofa aja."

"Tuh dedek aja minta di turunin, ayo turunin kak." Thorn DL menarik-narik pakaian Hali DL agar mau menurunkan Solar DL.

Sebenarnya Hali DL enggan melepaskan Solar DL tapi karna Solar DL merengek ya mau bagaimana lagi, Hali DL gak bisa nolak dong.

Dengan berat hati Halilintar DL menurunkan Solar DL dan kesempatan itu Thorn DL ambil untuk menarik Solar DL agar menjauh dari si merah itu.

"Hmm dulu siapa yang ingin adik bungsunya mati, eh sekarang malah sipaling overprotektif." Sindir Taufan yang sedang makan keripik bersama Solar.

"Tau tuh, berasa jilat ludah sendiri gak sih kak, siapa yah yang dulu bilang gak sudi punya adik pembawa sial." Lanjut Solar.

"Aku... Pembawa sial?" Solar DL menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan, maksudku ada gitu seseorang yang beranggapan kalau kamu itu pembawa sial, padahal kan kenyataannya enggak tuh." Jelas Solar yang ingin meluruskan kesalahpahaman Solar DL.

Terus, sindir aja terossss sampe mampus awokawok //plak//

________________________________________
Afa: "Oi gak sopan ya geplak author sendiri."
Hali DL: "kalau authornya mulai gak waras ya kayaknya emang perlu di geplak biar sadar."
Afa: "Jaat kau pedang."
All:" woi udah dramanya lanjutin noh ceritanya!"

Abaikan yang di atas
_______________________________________

"Ih kalian gak boleh gitu, kak Hali DL gak gitu kok, ya kan kak."

"Kau terlalu polos dan mudah sekali percaya dengan kata-kata manis ya Solar DL." Solar menepuk jidatnya.

"Ya 11 12 sih sama kamu Lar."

"Apa buktinya aku kek gitu coba."

"Itu loh masa gak ingat, waktu itu kamu mau-mau aja disuruh cuci sepatu Blaze dengan iming-iming dibeliin--- HMP." Solar membekap mulut kakak musonnya.

"Heh! Kapan aku kayak gitu, ngimpi kali kak Upan." Solar tersenyum sangat manis seperti Gempa dan menatap tajam mata Taufan.

"Kalian jangan percaya sama Kakak musonku ini, dia emang rada-rada dikit."

"Dih ngatain kakak sendiri, ohh yaudah perjanjian kita 2 hari lalu batal."

"Eh ya jangan ya kak...."

"Gak, aku ngambek." Munculah tabiat Taufan untuk mengerjai adik bungsunya, yap pura-pura ngambek.

Tanpa sepatah kata pun, Taufan pergi dan masuk ke kamarnya meninggalkan Solar dengan para manusia dari dimensi lain.

"Uuuhhh siapa tuh tadi yang ngatain malah dirinya yang kena~" Blaze DL nongol dari dapur, kebetulan yang tadi mendengar semua yang terjadi (nguping).

Another Dimension (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang