"Papa besok ke sekolah kan?" Allen bertanya kepada Anton yang tengah memasak didapur.
"Kayak enggak biasanya aja."
"Ini emang enggak biasanya, pah." Allen mendudukkan diri diatas kursi meja makan. "Kan besok hari ibu."
Pergerakan memasak itu tiba-tiba menjadi lambat namun Anton tetap bisa fokus untuk membuat rasa masakan yang pas supaya bisa dimakan.
"Sekolah ngadain pentas seni, Ale sama Age disuruh nyanyi didepan, terus orang tua harus dateng."
"Kalo enggak dateng gimana?"
"Papa enggak mau dateng yah?"
"Bukannya enggak mau dateng, tapi kan papa besok kerja sayang." Anton sudah berbalik menghadapi Allen yang masih duduk disana.
"Ya udah Ale juga enggak mau dateng." Beranjak turun, Allen melenggang pergi masuk kedalam kamar.
"Ale."
Menghela nafas, Anton kembali menyelesaikan acara masaknya . Begitu selesai dia langsung mengecek keadaan Allen yang ternyata tengah mewarnai buku bergambar. Anton mendekati anaknya itu.
"Papa pergi aja sana, enggak usah ke kamar Ale... Kerja aja sampe malem."
"Papa kan kerja buat kamu sayang, kalo papa enggak kerja nanti kita enggak bisa makan."
"Pengen deh, enggak makan tapi lihat papa di sekolah," celetuk Allen melantur.
"Ale... Kamu enggak biasanya kayak gini."
Beranjak duduk, Allen menatap lancang Anton. "Ale biasanya ngertiin papa yah? Kalo Ale biasanya kayak gitu harusnya satu kali aja papa balik ngertiin Ale."
Deg!
"Papa! Makan!" Sahut Agnes dari ruang tamu.
"Iya sayang." Anton memutuskan pergi dari sana dan beralih mengurus Agnes.
Suapan demi suapan masuk kedalam mulut kecil anak perempuannya, Agnes. Anton dengan semangat menambah lauk yang diminta Agnes.
"Makan yang lahap biar cepet gede."
"Terus main hp?"
Menghela nafas Anton menjawab pasrah, "Iya..."
"Yey! Ayo makan banyak-banyak!"
***
"Papa ikut nonton kan?" Tanya Allen memastikan saat mereka sudah sampai di gerbang sekolah.
"Papa harus kerja sayang."
Tiba-tiba Allen berlari keluar sekolah yang langsung dikejar Anton dan Agnes. Anak laki-laki itu melipat tangan didepan dada sambil menghadapi teratai tinggi disana.
"Ale... Ayo masuk. Kasian Age."
"Masuk aja sendiri! Ale enggak mau masuk kalo papa enggak masuk, Ale juga enggak mau tampil kalo papa enggak nonton!"
"Ale, kok gitu?"
Mendekati saudara kembarnya, Agnes berdiri disebelah Allen dengan lengan yang melipat didada.
"Age ngapain?"
"Age mau nemenin Ale."
Menarik nafas dalam, Anton menghembuskannya gusar. "Yaudah iya papa nonton."
"Beneran?" Memasang tampang berbinar, Allen tersenyum lebar.
"Iya."
"Yey!"
Mereka bertiga kemudian kembali memasuki sekolah dan sampai didepan panggung kecil yang sudah didekorasi untuk acara hari ini.
"Nanti Ale sama Age bakal nyanyi di panggung itu, Pa." Tuding Allen kedepan, kearah panggung kecil berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN (ANTON RIIZE #01)
FanfictionMenceritakan tentang keluarga kecil Donzello Anton seorang duda beranak 2 kembar laki-laki dan perempuan yang mengharapkan sosok ibu untuk melengkapi keluarga mereka agar terlihat seperti keluarga pada umumnya. ____________ PROJECT NASI no. 1 OT7