13

64 7 1
                                    

Halaman buku mewarnai itu penuh dengan teka-teki sulit untuk ukuran kepala anak TK . Banyak gambar bertebaran dengan huruf nama yang tidak lengkap, untungnya pelajaran seperti ini sudah dilaksanakan dari minggu kemarin jadi sedikit lebih mudah.

"Gambar laki-laki ini siapa miss?" Seorang anak menanyakan perihal lembar halaman buku yang menampakkan gambar seorang pria.

"Papa."

"Emang iya?"

Miss tersenyum lebar. "Benar, itu papa dan disampingnya yang cewek itu mama."

"Mama."

Levin Agnesia Balorima mengamati 2 gambar yang dimaksud miss. Pria dan  wanita berada dalam halaman buku yang sama, terdapat kolom nama yang seperti biasa tidak terisi penuh. 'Mama.'

"Itu mama kira-kira lagi ngapain? Ada yang tahu enggak?"

"Masak!"

"Benar." Miss bertepuk tangan disusul anak-anak yang lain. "Tugas utama mama itu memasak di dapur, membersihkan rumah seperti menyapu, mengepel--"

"Bersihin jendela!"

"Iya, bersihin jendela sedangkan papa tugasnya bekerja." Tiba-tiba pandangan miss tertuju pada Agnes yang terus terdiam memandangi buku. "Kadang juga ada papa yang masak, papa yang bersihin rumah."

"Kayak papanya Age, ya miss?" Tanya Caca yang langsung menarik perhatian Agnes.

"Betul sekali... Papa nya Age kalo dirumah masak, nyuci--papa nya Age dirumah nyuci enggak si?" Miss mencoba membuat Agnes semangat seperti yang lainnya.

"Nyuci," Jawab Agnes manggut-manggut.

"Tuh kan nyuci juga, bersihin rumah juga."

"Kok yang nyuci papa si Ge?" Pertanyaan anak lain tiba-tiba membuat suasana menjadi mencekam. "Emang mama Age kemana?"

"Kepo banget si," celetuk Allen mencoba mengakhiri topik pembicaraan.

Allen Balorima tidak mengetahui apa-apa tentang ibunya namun ini tidak akan pernah ada jawabannya jadi untuk apa dibahas.

"Ale emang enggak nyariin?" Tanya Aura.

"Enggak," ketusnya yang langsung membuat Aura terdiam sedangkan Allen sendiri kembali fokus pada buku. "Ini dijawab kan miss?"

"Iya." Miss tersenyum hangat menatap Allen.

Sepulangnya sekolah Agnes terus menekuk kepala yang membuat Allen bertanya-tanya. "Age kenapa? Kok dari tadi murung? Ada yang nakalin?"

Agnes menggeleng pelan, menatap tangan kecilnya yang terus memainkan tali tas sekolah.

Melongok kebawah, Allen mencoba mengecek kondisi wajah Agnes yang langsung mendapatkan pelukan saat itu juga. "Age..."

"Age pengen punya mama."

Membalas pelukan, tangan kecil mengusap punggungnya. "Ale juga kok."

"Terus kenapa Ale bilang enggak nyariin pas Aura nanya?"

"Emang kalo kita nyariin bakal ketemu? Enggak kan?"

Agnes melepaskan pelukan mereka sambil mengusap air mata pada wajahnya. "Jadi kita punya mama?"

"Ale enggak tahu."

"Biasanya Ale tahu apa saja yang enggak Age tahu"

"Kalo yang ini Ale enggak tahu, kan Ale sama Age terus."

"Iya si..." Agnes menelan ludahnya susah.

Besoknya disekolah Agnes banyak menghabiskan waktu di kelas, anak perempuan itu sedang malas bermain diluar sampai seorang anak laki-laki memberanikan diri menemuinya.

HARAPAN (ANTON RIIZE #01) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang